Kunci Berdamai Dengan Duri Dalam Daging Kita
Dalam diri setiap orang akan selalu didapati duri dalam daging yang sengaja Tuhan taruh agar kita selalu tahu diri di hadapan Tuhan bahwa kita merupakan manusia biasa yang lemah tanpa Tuhan. Rasul Paulus mengajari kita bagaimana caranya berdamai dengan duri dalam daging tersebut, yakni menerimanya dengan rela hati.
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (2 Korintus 12:7)
Rasul Paulus menggambarkan bahwa duri dalam berupa roh jahat yang diizinkan Tuhan agar ia tidak sombong atau lupa diri. Padahal dalam perikop tersebut kita dapat melihat bagaimana rasul Paulus menerima penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan dari Tuhan. Setelah tiga kali berseru agar Tuhan mencabut duri tersebut, Paulus merelakan duri itu tetap ada dan memberi pewahyuan bahwa dengan duri tersebut ia dapat menjadi kuat dalam Tuhan.
Begitu pun dengan duri dalam diri kita,mungkin duri dalam diri kita berupa kesakitan, kesukaran, penghinaan, kelemahan atau keterbatasan fisik. Justru dalam kelemahan itulah maka kita dapat menjadi kuat di dalam Tuhan. Mari tetap bergantung pada Tuhan supaya kita tetap berbuah meskipun memiliki duri.
Ikan bandeng memiliki daging yang lezat namun banyak duri-duri dalam dagingnya, sehingga harus di-presto dengan tekanan tinggi agar bisa dimakan bersama durinya karena sudah lunak. Kita juga dapat menjadi berkat dan berguna jika dapat berdamai dengan duri tersebut.