Hikmat Tuhan Untuk Membedakan Teman Sejati Atau Teman Palsu
Begitu sulit membedakan seperti apa teman sejati dan teman palsu, untuk itu kita perlu meminta hikmat Tuhan dalam membedakan hal ini. Kisah raja Daud dapat menjadi salah satu acuan bagi kita yang dapat kita lihat dalam membedakan teman di sekitar kita.
Pada waktu Absalom, anak Daud melakukan pemberontakan kepada Daud dengan mengajak banyak rakyat juga Ahitofel, si panesahat terpercaya Daud, maka Daud menjadi sangat sedih. Bayangkan jika orang yang terbiasa memberikan banyak masukan dan menolong dalam membuat keputusan tiba-tiba mengkhianati kita?
Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: “Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,” maka berkatalah Daud: “Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.” (2 Tawarikh 15:31)
Dukacita Daud sebagai raja sekaligus ayah kandung tentu berlipat ganda karena pemberontakan anaknya, sebab tentu ia merasa gagal menjadi ayah sekaligus raja. Beruntung Daud masih mengingat Tuhan, walaupun akhirnya Daud harus melarikan diri karena perang perebutan tahta tersebut dapat membunuhnya.
Ketika Daud sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah di atas kepala. (2 Tawarikh 15:32)
Dalam kekacauan hidupnya, Daud harus bersyukur karena memiliki Husai, sahabat sekaligus pejabatnya. Pada waktu Daud mengungsi, Husai malah masuk ke kemah-kemah pasukan Absalom dengan berpura-pura memihak Absalom untuk menasehati Absalom. Dalam perang pemberontakan itu, kepala Absalom tersangkut di pohon tarbantin sehingga ia meninggal, sementara itu Ahitofel bunuh diri.
Hanya masalah yang dapat membuat kita dapat membedakan mana teman sejati dan teman palsu, sebab teman sejati akan mendukung kita, bahkan rela berkorban bagi kita. Namun teman palsu dapat mengkhianati kita, bahkan ketika kita sedang berada di posisi terendah dalam hidup kita.
Hanya hikmat Tuhan yang dapat menolong kita untuk membedakan teman, jadi mari membawa hubungan pertemanan kita pada Tuhan, baik teman dalam lingkungan rumah, sekolah, kuliah dan pekerjaan. Bersyukurlah dengan teman sejati yang setia di kala susah dan dan jangan kecewa dengan teman palsu yang pernah menyakiti.