Keinginan yang Berbuah Damai Sejahtera
Pada saat kita mengalami banyakl pencobaan, kita mungkin pernah berkata bahwa pencobaan ini datang dari Setan, padahal belum tentu benar dari Setan. Ada kalanya pencobaan yang kita alami berasal dari keinginan diri kita sendiri, yang kita buahi atau lakukan sehingga menghasilkan dosa dan kita menjadi menderita.
Keinginan yang datang dari dunia, biasanya karena kita mengikuti keinginan mata, hawa nafsu dan keangkuhan hidup sehingga membawa kita pada penderitaan atau petaka. Keinginan Daud pada waktu mengingini Batsyeba atau keinginan Adam pada waktu melihat buah yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Mereka memenuhi keinginan diri sendiri yang mendatangkan celaka.
Keinginan yang salah, jika kita buahi akan mneghasilkan dosa, karena keinginan tersebut bukan dari Tuhan. Oleh sebab itu, kita harus memiliki Roh yang peka untuk mengetahui apakah keinginan kita dari Tuhan atau dari Setan, caranya adalah dengan meminta tuntunan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (Galatia 5:17)
Cara agar kita tidak mengikuti keinginan yang sa;ah adalah dengan memiliki kehidupan yang selalu mengucap syukur, seperti yang Alktab ajarkan yakni agar kita senantiasa mengucap syukur dalam segala hal. Saat kita hidup dalam ucapan syukur, maka kita akan selalu berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang kita miliki, sehingga kita tak lagi menginginkan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Dalam setiap ucapan syukur yang kita naikan kepada Tuhan, sesungguhnya kita sedang membetangi diri dari dosa, sehingga kita dapat hidup sesuai tuntunan Roh. Orang yang suka mengucap syukur akan memiliki kehidupan yang penuh damai sejahtera, karena hidupnya berfokus pada Tuhan, bukan pada dunia dan segala keinginannya.
Mengingini sesuatu tidak akan pernah diketahui oleh siapapun, kecuali oleh Tuhan karena keinginan berada di pikiran. Jadi, sebelum keinginan tersebut kita buahi, sebaiknya hadapkan dulu keinginan kita pada Tuhan agar kita tidak jatuh dalam dosa. Keinginan-keinginan yang datang dari Tuhan tidak akan membawa kita dalam penderitaan, melainkan menghasilkan damai sejahtera.
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. (Yesaya 26:3)