Alasan Mengapa Orang Kristen Kurang Beruntung

Alasan Mengapa Orang Kristen Kurang Beruntung

Tuhan ingin kita memiliki kehidupan yang makmur atau berkelimpahan, tetapi kita pun harus melakukan bagian kita, yakni menghormati Dia yang memberkati kita. Dalam kitab Yosua dituliskan bahwa kita akan beruntung jika mengikuti firman Tuhan.

Janganlah engkau lupa memperkatakan  kitab Taurat  ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam , supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (Yosua 1:8)

KURANG BERUUNTUNG.jpg

Keberhasilan akan terjadi bagi orang yang membaca, merenungkan dan menerapkan firman Tuhan. Namun, pada faktanya kita masih menemukan orang Kristen yang membaca firman tetapi tidak mengalami kehidupan yang berkelimpahan. Tuhan menghormati orang yang melakukan firman-Nya, bukan hanya sebagian saja dalam melakukan firman. Allah mengharapkan kita hidup dalam terang kebenaran firman Tuhan.

Hamba Tuhan bernama Kenneth Hagin pernah menuliskan kesaksian hidup seorang pengusaha dalam bukunya yang berjudul Rahasia Hidup Berkelimpahan, dimana ada seorang pengusaha yang sudah memberi persembahan dan persepuluhan, tetapi masih mengalami kehidupan yang tidak beruntung. Ternyata pengusaha tersebut melakukan kecurangan dalam bisnisnya, ia mengelola bisnisnya dengan jalan melakukan tipu muslihat dan kelicikan, sehingga hal ini tidak menghormati Tuhan.

Bisnis yang curang akan mempengaruhi kehidupan rohani seseorang, sehingga akan membawa dampak buruk pada keuangan dan juga fisiknya. Si pengusaha yang tidak jujur ini beserta istrinya mengalami sakit parah. Seperti yang kita tahu bahwa seluruh paket berkat Allah berjalan bersama. Tettapi jika kita tidak waspada, kita akan memberi penekanan hanya pada uang.

Mari memperhatikan firman Tuhan dalam kitab Mazmur, yang mengatakan “Tetapi yang kesukaannya ialah taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam (Maz 1:2).” Kita berharap bahwa Tuhan menghormati firman-Nya dan melakukan bagian-Nya. Tetapi kita pun mempunyai peran yang harus kita lakukan. Kita tidak bisa memberi hanya untuk mendapatkan.

Hendaknya kita tidak salah mengerti. Ada suatu dorongan dimana kita memberi hanya untuk menerima, tetapi kita memberi bukan sekadar untuk mendapatkan. Hal “mendapatkan” bukanlah motivasi kita yang utama. Kita harus menjaga keseimbangan dalam hal ini.

Dan, kita juga perlu menjadi teladan bagi orang percaya yang dalam hal ini, sebab Tuhan menghendaki kita menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kesetian dan kesucian. Bukan hanya pada satu area yang menyebabkan persoalan, kadang-kadang dua area dan kadang semua area.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline