Jangan Suam-suam Kuku
Tuhan menginginkan umat-Nya memiliki roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan serta menjalani kehidupan ini. Dalam roh yang menyala-nyala, kita akan senantiasa mengandalkan Tuhan dan mengikuti firman Tuhan.
Kitab Wahyu menjelaskan bagaimana Tuhan tidak menyukai umat-Nya memiliki kehidupan rohani yang suam-suam kuku. Mari kita belajar dari jemaat di Laodikia. Jemaat Laodikia secara lahiriah memiliki kekayaan materi yang luar biasa.
Namun, karena kelimpahan dalam kekayaan materi inilah yang akhirnya membuat jemaat Laodikia menjadi suam-suam kuku. Kekayaan memang dapat membuat kita melupakan Tuhan, itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan orang muda yang ingin mengikuti-Nya untuk menjual hartanya.
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang. (Wahyu 3:15-17)
Tuhan sangat mengutamakan kehidupan rohani, bukan kehidupan sementara di dunia ini. Oleh sebab itu, mari perhatikan kehidupan rohani kita, apakah nampak suam-suam kuku atau tidak. Suam-suam kuku adalah sebuah kondisi dimana rohani kita tidak dingin dan tidak panas.
Tuhan sudah menggenapi janji-Nya untuk memberikan Roh yang perkasa untuk melakukan perkara-perkara besar bagi kerajaan Allah, bergeraklah terus dalam Roh-Nya agar kita senantiasa hidup dalam api Tuhan yang menyala-nyala dan menjadi umat yang layak di hadapan-Nya.