Apakah Tuhan Ingin Kita Menjadi Kaya?

Apakah Tuhan Ingin Kita Menjadi Kaya?

Tuhan ingin semua anak-anakNya ambil bagian dalam hal-hal materi duniawi, bukan? Kepercayaan populer ini mungkin kedengaran sangat bagus bagi pengertian manusiawi kita, tetapi penyataan ini sungguh-sungguh tidak Alkitabiah. Bapak reformator kita, Martin Luther pernah berkata, “Mereka memberikan Tuhan mahkota duri, mengapa kita mengharapkan mahkota bunga mawar?”

Tak terhitung banyaknya pelayanan bahkan buku-buku rohani di seluruh dunia yang menyatakan bahwa Tuhan ingin kita benar-benar menjadi kaya, oleh sebab itu pengajaran itu mengajarkan kita menyebutkan dan menuntut hal-hal yang kita inginkan, pengajaran ini memiliki sebutan yaitu Injil Kemakmuran.

KAYA.jpg

Jika ada rujukan-rujukan dalam firman Tuhan mengenai kelimpahan dan kemakmuran, misalnya dalam kitab Yohanes. Yohanes memulai dengan menyebutkan, “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja”. (3 Yohanes 1:2)

Pendukung ajaran kemakmuran sering menunjuk ayat ini untuk membuktikan maksud mereka. Namun, sebagian besar teolog setuju bahwa Yohanes hanya menyapa sahabatnya baik-baik saja. Saling mengharapkan dan menginginkan hal yang baik terjadi bukan berarti bahwa Tuhan menginginkan hal yang sama.
Lalu ayat selanjutnya mengenai kelimpahan. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yohanes 10:10)

Banyak orang menyimpulkan teks ini sebagai kelimpahan materi, padahal konsteksnya Yesus sedang berbicara tentang kelimpahan rohani, bukan uang. Yesus menjelaskan bahwa kekayaan kita bukan dalam dunia jasmaniah ini, melainkan dalam dunia roh.

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Mat 6:19-20).

Jika Yesus menekankan teologia kemakmuran sebagai patokan sempurna dalam mengikut Yesus, ini adalah keliru. Bagi Yesus, uang hanya akan menjadi penghalang hubungan kita dengan Tuhan, itulah sebabnya Tuhan menyuruh anak muda yang ingin mengikutNya untuk menjual hartanya dan mengikut Yesus.

Uang hanya akan menghalangi kita mencintai Tuhan lebih dalam, tetapi harta rohani yang sejati akan mengikat kita dengan Tuhan, yaitu harta yang sedang menantikan kita di surga, dimana karat dan ngengat tidak akan merusaknya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline