Mengalami Hidup yang Senantiasa dalam Keberuntungan
Memiliki hidup yang senantiasa dalam keberuntungan bukanlah janji manis Tuhan saja, tapi dapat kita rasakan setiap hari, karena Alkitab mengajarkan bahwa kita dapat memiliki hidup yang beruntung.
Namun, hidup yang seperti ini tidak begitu saja dapat terjadi karena diperlukan proses dan ketekunan kita dalam mengerjakan perintah Tuhan dan jika kita melakukannya dengan segenap hati maka kita dapat memiliki hidup yang beruntung.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (Yosua 1:8)
Sebelum Yosua memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan, ia memperingatkan umat tersebut dengan Firman Tuhan untuk menjaga hidup mereka tetap dalam kehendak Tuhan, supaya mengalami hidup yang beruntung.
Lawan kata hidup yang beruntung adalah hidup yang menderita dan Alkitab pun sudah banyak memberi contoh orang-orang yang mengalami hidup tidak beruntung, meskipun awalnya dipakai Tuhan atau hidup dalam kebaikan.
Raja Yoas menjadi contoh bagaimana orang yang awalnya patuh dan taat pada Tuhan tetapi akhirnya melawan Tuhan sehingga mendapat murka Tuhan dan tidak mengalami keberuntungan di akhir hidupnya.
Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: “Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun meninggalkan kamu!” (2 Tawarikh 24:20)
Keberuntungan hidup memang tidak terjadi secara instan, karena dibutuhkan kerja keras kita dalam mengikut Tuhan. Kesetiaan dan ketaatan kita pada Tuhan akan diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran di mata-Nya.
Alkitab menggambarkan orang yang beruntung adalah seperti pohon yang berdiri tegak dan tidak layu daunnya sekalipun diterjang badai karena hidupnya dijagai Tuhan selalu.