Berkat dari Hubungan yang Harmonis
Mengampuni memang rasanya sangat sulit, apalagi jika kita telah diperlakukan tidak baik dan menyakitkan hati. Namun, mengampuni dan menjalin hubungan kembali dapat mendatangkan berkat tersendiri bagi kita.
Dalam kitab Filemon, rasul Paulus menceritakan bagaimana ia meminta Filemon untuk dengan tulis menerima kembali Onesimus, si budak Filemon yang telah mengkhianati Filemon, sehingga lari ke negara lain.
Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. (Filemon 1:17)
Paulus sampai mempertaruhkan harga diri dan statusnya sebagai teman sekerja Filemon, agar Filemon mau menerima Onesimus kembali. Meskipun dahulu Onesimus berbuat jahat, namun bagi Paulus, kini Onesimus menjadi orang yang berguna bagi Kerajaan Allah.
Dalam kisah Filemon dan Onesimus ini, kita tidak melihat atau mengetahui lebih lanjut bagaimana respon Filemon terhadap keinginan Paulus yang berharap Onesimus dapat bersama-sama Filemon kembali.
Namun, yang harus kita tangkap dari pesan Paulus adalah agar kita melupakan kejahatan orang lain dan menerima pertobatan orang yang mungkin telah berbuat jahat pada kita, terlebih lagi jika orang tersebut dapat berguna dalam pelayanan atau hal-hal yang membangun.
Jika Tuhan saja dapat mengampuni kita dalam kejahatan apapun, maka kita harus juga mengenakan kasih untuk menjalin hubungan yang lebih baik ke depannya. Oleh sebab itu, jadilah seperti Filemon yang menerima kembali Onesimus seperti yang diharapkan Paulus.
Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan. (Filemon 1:21)
Selalu ada berkat dari pemulihan hubungan dan hubungan yang harmonis, karena Tuhan memperhitungkan ketaatan kita sebagai kebenaran di mata-Nya. Dengan mengampuni dan menjalin hubungan yang harmonis, kita telah menunjukkan belas kasih Tuhan bagi dunia ini.