Ini Akibat Jika Kita Tak Meminta Pemulihan Tuhan
Perjalanan hidup kita pasti berliku-liku karena inilah seni kehidupan, namun dalam liku-liku hidup kita, Tuhan selalu hadir menyertai langkah kita. Jadi, jangan pernah takut akan beratnya liku-liku hidup kita.
Tetapi, disadari atau tak disadari, seringkali kita melupakan Tuhan dalam perjalanan hidup ini. Apalagi jika keadaan kita sedang baik-baik saja dan dalam kondisi stabil, kita cenderung tidak butuh Tuhan dan tak meminta petunjuk-Nya.
Awalnya, Saul menjadi pilihan Tuhan untuk menjadi pemimpin Israel karena Tuhan mendapati hati Saul benar di hadapan-Nya. Namun, seiring dengan berjalannya hidup dan meningkatnya berkat Tuhan, Saul menjadi lupa diri.
Hati Saul berubah menjadi seorang raja yang suka mendengki, cinta kekuasaan dan menjadi tidak sungguh-sungguh dalam mengikut Tuhan. Saul kerap iri hati dengan Daud karena Daud lebih berhasil dari dirinya, sehingga ia berkali-kali mencoba membunuh Daud.
Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul, sangat suka kepada Daud. (1 Samuel 19:1)
Saul tak membereskan kebebalan hatinya, padahal hal ini merupakan benih malapetaka. Saul membiarkan perasaan hatinya dikuasai oleh amarah dan kejahatan. Ia lebih memilih meneruskan hasrat hatinya daripada meminta pemulihan hati dari Tuhan.
Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, (1 Tawarikh 10:13)
Tuhan pasti akan meluruskan jalan kita ketika kita berbelok dari koridor-Nya, hanya masalahnya apakah kita mau berubah atau tidak. Memiliki hati yang selalu dibaharui setiap hari akan membuat kita selalu mengalami pemulihan Tuhan.
Berhati-hatilah jika kita tak pernah meminta pemulihan Tuhan, sebab hidup kita pasti berakhir binasa, sebab Iblis selalu mencari celah untuk membinasakan umat Tuhan. Mintalah pemulihan Tuhan setiap hari dan biarkan Roh Kudus yang menuntun jalan kita.