Ketika Tuhan Minta Kita Diam, Ini Alasannya!
Seringkali kita mendapatkan Firman Tuhan yang meminta kita untuk diam. Berdiam diri memang tidak menyenangkan, apalagi jika dalam situasi yang sulit, ya?
Justru itulah yang Tuhan inginkan dari diri kita saat sedang kesulitan, yakni berdiam diri. Berdiam diri yang Tuhan inginkan bukanlah tidak melakukan aktifitas, melainkan tidak sibuk mencari solusi, tetapi menyerahkannya kepada Tuhan.
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia. (Eru 37:3)
Ada berkat-berkat yang sudah Tuhan siapkan ketika kita tetap setia berdiam diri dalam panggilan dan tugas kita. Berkat-berkat tersebut akan datang jika kita tetap ada dalam kehendak Tuhan.
Berdiam diri berarti tidak menyalahkan situasi dan kondisi yang telah kita alami, juga tidak mengkambinghitamkan apapun atau menyesali sesuatu agar situasi tidak semakin rumit.
Daud menulis kalimat ini karena ia tahu bahwa Tuhan tidak suka umat-Nya meratapi nasib atau menyalahkan situasi dan kondisi, sebab Tuhan yang memegang kendali. Daud tidak menyesali yang terjadi, namun intropeksi diri dan memperbaiki.
Tuhan sanggup mengubahkan yang buruk menjadi berkat, jika kita tahu diri. Percayalah bahwa Tuhan pasti bertindak membalikkan keadaan.
“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (Mazmur 46:10)
Kita tidak akan bisa melihat dan menantikan Tuhan jika hati kita tidak teduh. Kita harus meneduhkan hati lebih dulu, baru kita dapat mendengar Tuhan menyingkapkan rencana-Nya bagi hidup kita.