Orang Kristen Jangan Menjadi Penyebar Berita Hoax

Orang Kristen Jangan Menjadi Penyebar Berita Hoax

Berita hoax atau berita yang tidak benar sudah menjadi persoalan serius di bangsa ini, karena berita ini mudah sekali beredar dan berkembang dengan cepat di masyarakat. Berita hoax pun dapat disebarkan dengan mudah melalui berbagai media sosial yang ada, seperti whatsapp, facebook, Instagram, twitter dan lainnya.

Hoax-g.jpg

Sebagai orang Kristen, kita memiliki peranan untuk tidak turut menyebarkan berita hoax, bahkan kita dituntut untuk menjadi panutan dalam menyebarkan informasi di akun media sosial yang kita miliki. Motivasi buruk orang yang menyebarkan berita hoax adalah agar mendapat keuntungan dari berita tersebut. Namun Alkitab mengingatkan bahwa ada upah dari orang yang menyebarkan berita bohong, sebab hal itu adalah dosa di hadapan Tuhan, persis seperti para oknum pengajar-pengajar sesat yang tampil dalam Alkitab.

Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol  mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. (2 Petrus 2:3)

Sebagai orang Kristen, kita harus menggunakan media sosial dengan bijaksana dan saling membangun terhadap sesama manusia. Jangan ikut berkontribusi sebagai pembuat atau penyebar berita hoax, sebab Tuhan menginginkan kita menjadi terang yang memancarkan terang Kristus.

Kamu adalah terang dunia.  Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik  dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:14 & 16)

Untuk menjadi warganet yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi oleh berita hoax maka kita harus jeli melihat sumber berita tersebut, usahakanlah membagikan berita dari media-media yang memiliki kredibilitas teruji sehingga berita yang kita bagikan adaalh berita yang sudah diklarifikasi kebenarannya. Selain itu, jangan mudah meng-klik tombol share dalam akun media sosial kita sebelum kita mengetahui kebenarannya.

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline