Hubungan Kita dengan Tuhan Bisa Rusak Karena Benda Ini
Bisakah kita tetap bersukacita dengan pandemi ini, dimana kondisi keuangan kita sedang terpuruk? Inilah hal terpenting dalam mengikuti Tuhan Yesus, yaitu tetap bersukacita dalam segala kondisi.
Memuji Tuhan, berdoa dan membaca Alkitab di tengah kesukaran ekonomi seringkali sulit dilakukan jika hati kita hanya fokus pada masalah keuangan saja, padahal Tuhan menginginkan kita memikirkan yang lebih penting yaitu hidup kekal.
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (Kolose 3:1)
Ada beberapa sifat atau karakter yang menyebabkan hati dan pikiran kita hanya fokus kepada uang dan bukan kepada Tuhan, dan hal-hal ini harus diubah agar kita dapat hidup seperti Yesus telah hidup.
- Pelit
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:42)
Yesus mengajarkan kita untuk lebih banyak memberi secara materi, yaitu uang atau memberi pinjaman. Memberi uang kepada orang lain yang membutuhkan sesungguhnya adalah ujian hati, apakah hati kita terpaut pada Tuhan atau uang.
Jika kita mudah menolong orang lain dengan memberikan beberapa rupiah uang yang kita miliki, maka kita akan menjadi orang yang murah hati dan uang bukanlah tuan kita, melainkan Yesus.
- Cinta materi
Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. (1 Timotius 6:17)
Tuhan ingin agar harta yang kita miliki disalurkan juga dalam bentuk misi kepada pekerjaan Tuhan, hal ini berbeda dengan persembahan yang kerap kita berikan setiap hari Minggu. Jangan berhitung untuk pekerjaan kita, karena Tuhan dapat mengganti uang yang kita gunakan untuk kerajaan-Nya.
- Tidak pernah merasa cukup
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi. (1 Timotius 6:18)
Rasul Paulus mengajar Timotius dan para jemaat agar selalu mencukupkan diri dengan apa yang ada dan jangan berambisi untuk menjadi kaya. Orang yang berniat menjadi kaya tidak akan pernah memberi dan berbagi karena tidak pernah merasa diri cukup.