Kasih Karunia Ada Batasnya, Lakukan Firman Ini Agar Tak Menyesal
Seringkali anak-anak Tuhan menganggap murahan kasih karunia Tuhan dengan terus menerus melakukan hal yang menyedihkan Tuhan atau berbuat tidak sesuai Firman Tuhan.
Banyak orang Kristen berpikir bahwa Tuhan Yesus begitu mudah mengampuni dosa kita, asal kita mengakui dosa-dosa kita. Hal ini memang benar, namun Tuhan pun menuntut kita berlaku seperti yang Ia inginkan.
Perumpamaan mengenai pohon ara yang tidak berbuah harus dapat menjadi pengingat bagi kita setiap saat dalam menjalani hidup ini, terutama di tahun ini. Tahun dimana Tuhan menuntut kita berintegritas sesuai Firman-Nya.
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (Lukas 13:6)
Perumpamaan ini menceritakan tentang sebuah pohon ara yang ada di kebun anggur, padahal pohon ara adalah pohon yang biasa tumbuh di pinggir jalan. Yesus mengumpamakan hidup kita seperti pohon ara, dimana kita sesungguhnya tidak berharga tetapi Yesus menebus kita dan menaruh dalam kerajaan-Nya.
Oleh sebab itu, kita harus menghargai hidup yang Tuhan berikan bagi kita, terutama di masa-masa ini, dimana kita dengan mudah memperoleh Injil. Mari kita belajar bukan hanya menjadi pendengar saja, tetapi juga menjadi pelaku Firman Tuhan. Hidupi Firman dan tunjukkan buah Roh dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita.
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (Lukas 13:7)
Kesabaran dan kasih karunia Tuhan ada batasnya, jadi jangan menganggap remeh kesabaran dan kasih karunia Tuhan, karena kesabaran-Nya Ia telah menurunkan ekspektasi-Nya pada kita. Tuhan tidak mencari kesempurnaan dalam hidup kita, Ia hanya ingin kita menghasilkan buah dari pertobatan kita.