Yesus Mati untuk Memberi Awal Baru, Ini yang Ia Butuhkan dari Kita
Di hari Jumat Agung kita akan merayakan kematian Yesus yang tersalib di Golgota bagi dosa manusia. Kematian-Nya yang tragis pasti akan membuat kita menyesali dosa jika melihat tayangan visualnya yang kerap diputar kembali.
Mengakui dosa dan mengingat pengorbanan Yesus memang sungguh baik karena kita akan kembali menata diri untuk hidup semakin baik. Namun, sejatinya pertobatan kita terus berlanjut setelah Jumat Agung, Paskah dan sampai seumur hidup kita.
Sebab, Yesus yang tersalib karena dosa kita akan datang kembali yang kedua kali kelak dalam kemuliaan-Nya dan Ia datang bukan untuk menolong kita tetapi untuk menjadi hakim bagi kita. Apakah kita layak mendapat upah atau mendapat murka.
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8)
Hanya iman yang dapat membuat kita bertahan dan selamat sampai kita bertemu Yesus kembali dan mendapatkan upah kita. Iman satu-satunya hal yang Yesus cari dari umat manusia di bumi ini.
Dengan iman, kita akan dapat hidup layak seperti Yesus telah hidup, karena iman akan membuat kita memandang setiap masalah kehidupan dengan mata yang tetap tertuju kepada Yesus.
Ketika di kayu salib Yesus berkata, “Kuserahkan nyawaku”, hal ini mengungkapkan iman Yesus yang teguh. Yesus memang Allah tapi Yesus juga merupakan manusia yang sejati. Yesus tidak mungkin percaya pada diriNya sendiri dan juga kepada yang lain.
Yesus percaya kepada Allah Bapa karena itu Ia selalu berdoa kepada Bapa. Seruan kepada Allah Bapa di kayu salib merupakan seruan yang lahir karena penderitaan yang dalam dan menjadi seruan yang disertai keyakinan sepenuhnya atau seruan iman.
Seruan kematian dalam iman yang menyadari bahwa melalui kematian akan ada kehidupan baru. Yesus pun memperoleh kehidupan baru dalam kebangkitan-Nya. Sehingga kematian yang berlangsung dalam iman menjadi titik balik terwujudnya sebuah kehidupan baru yang dikehendaki Allah.
Dan, ketika Yesus kembali nanti, Ia pun mengharapkan adanya iman itu karena hanya dengan iman kita dapat menerima upah yang layak dari Tuhan sesuai dengan perbuatan kita di dunia ini.