Pekerjaan Kita Bisa Dipakai untuk Berkhotbah Seperti Tokoh Ini
Tuhan memberikan pekerjaan bagi kita sesuai dengan keahlian yang sudah Ia titipkan di dalam diri kita. Oleh sebab itu, jika saat ini kita masih belum merasa cocok dengan pekerjaan yang kita geluti, coba gali kembali talenta yang ada dalam diri kita.
Waktu Yesus memanggil Petrus, ia seorang nelayan atau penjala ikan. Hal ini tentu sesuai dengan keahlian yang dimiliki Petrus. Kemudian, ketika Tuhan Yesus menyatakan mujizat-Nya, Ia pun memakai pekerjaan petrus sebagai sarana.
Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” (Matius 17:27)
Tuhan tidak meremehkan profesi Petrus si nelayan, karena itu Ia menaruh uang di dalam mulut ikan agar Petrus mengambilnya untuk membayar pajak pada Kaisar.
Mujizat yang Yesus lakukan membuktikan bahwa dalam setiap pekerjaan apapun, kita wajib mematuhi hukum yang ada, misalnya mematuhi pemerintah dengan membayar pajak agar tidak menjadi batu sandungan.
Yesus mengajari kita dengan menaruh uang dalam ikan tersebut agar kita juga memuliakan Tuhan melalui pekerjaan kita, karena pekerjaan kita adalah sarana efektif untuk berkhotbah.
Kita bisa memenangkan jiwa bagi Tuhan dan mengenalkan Yesus kepada rekan-rekan kerja kita melalui perbuatan dan perkataan kita yang tidak menjadi batu sandungan.
Melalui pekerjaan, kita pun dapat memuliakan Tuhan seperti Petrus. Petrus taat kepada Tuhan Yesus meskipun ia tidak tahu apakah benar akan ada uang dalam mulut ikan yang akan dipancingnya.
Ketaatan dalam pekerjaan juga harus kita tanamkan dalam diri kita. Jika kita saat ini sedang bekerja atau berbisnis, taatlah kepada Tuhan dan kepada pemerintah, juga kepada atasan kita agar Tuhan dimuliakan dalam pekerjaan kita.