Awas Terjebak Cinta Semu
Bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang, karena pada tanggal 14 Februari dunia merayakan Valentine day atau hari kasih sayang. Pada bulan ini, pusat perbelanjaan atau toko-toko akan menghiasi bunga atau aksesori berwarna merah jambu yang menjadi ikon hari kasih sayang. Merayakan hari kasih sayang biasanya tidak dilewatkan oleh anak-anak muda yang sedang jatuh cinta dan akan berusaha mengungkapkan rasa cinta kepada pasangannya, dengan mengirim bunga atau coklat.
Merayakan hari kasih sayang memang wajar, namun yang tidak wajar adalah jika kita selalu berganti pasangan dalam merayakannya. Jika kita menangkap maksud Tuhan ketika Ia memberikan Hawa kepada Adam, seharusnya hal tersebut menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa Tuhan memberikan kita satu pasangan untuk selamanya dan sebaiknya jangan berganti pasangan jika bukan maut yang memisahkan.
Gary Chapman dalam bukunya yang berjudul Lima Bahasa Kasih menjelaskan bahwa orang yang sedang jatuh cintacenderung melupakan hal-hal buruk dari pasangannya, lalu ketika cinta meredup maka hal-hal buruk itu menjadi sangat jelas bahkan kita enggan bersama pasangan dan memilih meninggalkannya. Jangan percaya bahwa jatuh cinta adalah keadaan yang bertahan seumur hidup, sebab penelitian yang dilakukan Dr. Dorothy Tennov, seorang psikolog membuktikan bahwa daya tahan rata-rata dari obsesi romantis hanyalah dua tahun. Namun, jika cinta datang dari Tuhan, cinta itu sanggup bertahan melewati badai apapun dan bertahan sampai maut menjemput.
Menguji Cinta
Lalu bagaimana jika kita seringkali terjebak dalam cinta romantis yang hanya berujung pada kegagalan asmara sehingga berganti-ganti pasangan? Ayat dalam Alkitab yang berkata ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (1 Tesalonika 5:21), kiranya menjadi panduan dalam hidup kita. Segala sesuatu yang dimaksud dalam ayat ini, termasuk hal percintaan sebab pasangan hidup adalah rencaan Tuhan terbesar bagi kita setelah Tuhan menebus dosa kita.
Bagaimana cara menguji seseorang adalah pasangan hidup kita? Kisah perjodohan Ribka dan Ishak dapat menjadi patokan kita dalam menemukan pasangan hidup dari Tuhan.
Pertama, pastikan kita bertemu di tempat yang tepat.
Tetapi Abraham berkata kepadanya: “Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana (Kejadian 24:6).
Kata ke sana dalam ayat ini mengacu pada nama tempat yaitu Kanaan. Kanaan adalah gambaran orang yang rendah, sebab dari namanya sendiri berarti membungkuk atau rendah. Rancangan Tuhan atas hidup orang percaya adalah selalu naik, bukan menjadi rendah. Pastikan kita bertemu pasangan hidup di tempat-tempat yang membawa kita naik, misalnya kantor, sekolah, kampus, gereja atau komunitas-komunitas yang benar.
Kedua, Keturunan orang benar.
TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini. Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku (Kejadian 24:7).
Hal ini berbicara mengenai keseimbangan, yakni orang percaya dengan orang percaya, bukan orang percaya dengan orang yang tidak percaya. Jika orang percaya bertemu pasangan yang sudah percaya Tuhan, maka Tuhan lebih mudah memakai dan berbicara kepada mereka. Perhatikan sikap Ribka yang menghormati hamba Abraham.
Ketiga, minta tanda dari Tuhan.
Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.” (Kejadian 24:14)
Jika kita sudah berada di tempat yang tepat dan sudah mendapatkan sosoknya (target), hal terakhir yang harus kita lakukan adalah meminta tanda dari Tuhan. Berikan syarat apa saja kepada Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya sehingga kita yakin apakah sosok yang sedang kita doakan sesuai dari Tuhan atau bukan. Jangan memulai memberikan harapan atau mengumbar romantisme jika belum mendapatkan jawaban Tuhan. Jika Tuhan menjawab ya, maka mintalah juga agar orang tersebut mendapat peneguhan dari Tuhan, tetapi jika jawabannya tidak maka bersabarlah menunggu dan jangan mendahului Tuhan agar kita tidak terjebak dalam cinta semu.