Kesalahan dalam Mendidik Anak

Kesalahan dalam Mendidik Anak

mendidik-anak-usia-2-3-tahun-3-300x229Tanggung jawab mendidik anak merupakan mandat yang Tuhan berikan kepada orang tua, oleh karena itu setiap orang tua yang memiliki anak hendaknya melihat anak sebagai anugerah atau berkat yang Tuhan titipkan, bukan sebagai beban. Walaupun setiap anak memiliki karakter dan keunikannya tersendiri, orangtua harus mensyukurinya.

Orang tua memiliki otoritas atas anak-anak mereka, artinya orang tua dapat mengatur dan mengarahkan anak-anak mereka. Orang tua yang kehilangan otoritas adalah orang tua tidak bisa mengendalikan anak-anak mereka, bahkan mereka diatur oleh anak-anak mereka. Contoh anak yang mengendalikan orang tua dapat terlihat ketika meminta sesuatu justru pada saat tamu datang. Kadangkala orang tua tidak mau ribut, sehingga permintaan anak langsung diberi.

Biasanya anak-anak akan menangis agar permintaan mereka dikabulkan, jika ini berhasil maka mereka akan menggunakan menangis sebagai “senjata” pada kesempatan-kesempatan berikutnya. Pada prinsipnya, setiap anak memiliki “senjata” yang dapat mereka gunakan untuk meluluskan keinginan mereka. Berikut ini tanda-tanda orang tua yang kehilangan otoritas terhadap anak-anaknya menurut buku 7 Kesalahan dalam Mendidik Anak karya Jaliaman Sinaga dan Marylinda Sumbayak.

  1. Ketika dipanggil tidak segera datang

Ketika orang tua memanggil nama anaknya, jika ia menjawab tidak mendengar maka orang tua perlu membawa ke dokter THT, tetapi jika si anak mendengar namanya dipanggil namun tidak menyahut berarti orang tua telah kehilangan otoritas. Orang tua yang kehilangan otoritas perlu segera mengevaluasi diri. Kemungkinan karena orang tua tidak memiliki cukup waktu untuk anak, oleh karena itu orang tua harus memberikan waktu yang berkualitas bagi anaknya.

Dapat juga orang tua kehilangan otoritas karena kurang menerapkan disiplin, oleh sebab itu orang tua harus memberi teladan bagi anak-anak, karena apa yang dilakukan orang tua lebih kuat pengaruhnya daripada apa yang dikatakan oleh orang tua.

  1. Ketika disuruh tidak segera melakukan

Orang tua yang bijak akan memberi tanggung jawab kepada anak dalam usia sedini mungkin, sesuai dengan kemampuan anak. Walaupun orang tua cukup mampu, tetapi jangan biarkan anak-anak bertumbuh tanpa diberikan tanggung jawab apapun. Anak yang bertumbuh tanpa pernah diberikan tanggung jawab, akan bertumbuh menjadi anak yang egois dan tidak peduli pada dunia di sekitarnya.

  1. Anak-anak tidak menuruti perintah orang tuanya

Salah satu faktor mengapa anak tidak lagi respek terhadap orang tua ialah tidak adanya kedekatan emosi antara seorang anak dengan orang tuanya. Anak justru lebih banyak bersama dengan teman-temannya, pembantu daripada orang tuanya. Faktor lain adalah orang tua yang otoriter, memaksakan kehendaknya, kaku, bahkan sering memberikan hukuman fisik kepada anak tanpa terlebih dahulu memberikan aturan yang jelas, misalnya aturan yang berlebihan, tidak melibatkan anak mengambil keputusan, tidak disertai konsekuensi dan inkonsisten.

Anak SM

Anak-anak Sekolah Minggu yang melayani Tuhan

  1. Orang tua dikendalikan oleh anak-anak

Suami istri sebagai orang tua perlu sehati dalam menjalankan dan memberikan kasih kepada setiap anak. Kesulitan besar juga dapat terjadi apablia suami istri tidak sepakat dalam mendidik anak. Misalnya, suami ingin memberi hukuman kepada anak karena telah melanggar ketetapan yang telah dibuat, saat suami ingin melaksanakan hukuman ternyata si istri justru mencegah. Bagi orang tua yang memiliki otoritas, mereka tidak akan menyerah terhadap anak mereka walaupun si anak menangis, merengek, menjerit dan mengamuk. Daripada “menyenangkan” untuk sementara memberikan semua permintaan anak, tetapi di kemudian hari menghasilkan anak yang tidak bertanggung jawab dan tidak menghormati orang tua.

  1. Orang tua kehilangan wibawa di hadapan anak

Apabila orang tua tidak memiliki integritas dalam kehidupannya, maka orang tua kehilangan wibawa. Setiap anak perlu melihat bahwa apa yang diucapkan orang tuanya sesuai dengan apa yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, orang tua harus terus menerus berusaha dan belajar untuk menjadi teladan yang baik kepada anak, melalui tindakan maupun perkataan. Orang tua yang bersikap keras kepada anaknya berpikir akan berwibawa di depan anaknya, tetapi justru sebaliknya, anak akan dibayangi rasa takut dan tidak respek lagi kepada orang tua.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline