Bertahan dalam Penderitaan, Bersiap Terima Kemuliaan Tuhan
Tuhan memiliki banyak kerinduan kepada anak-anak-Nya agar memiliki ketangguhan dalam menjalani kehidupan. Tuhan Yesus sendiri yang rela hadir di bumi, bersedia merasakan pedihnya kehidupan menjadi manusia.
Namun, manusia Yesus tentu berbeda dengan manusia pada umumnya karena Ia seratus persen Allah juga dan tak bercacat cela. Tetapi dalam kemanusiaan-Nya, Yesus hadir menjadi Pribadi yang tangguh dan berani karena ada Roh Kudus di dalam-Nya.
Di Yerusalem, Yesus memberitakan kematian-Nya dalam perumpamaan mengenai benih yang mati dan hidup kembali. Meskipun saat itu banyak orang yang tidak mengerti, namun hati Yesus terharu sebab Ia pun tentu sudah mengetahui bentuk kematian-Nya.
Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. (Yohanes 12:27 & 33)
Kematian Yesus yang tragis tidak membuat-Nya undur dari rencana Bapa yang mulia untuk memperdamaikan manusia. Kunci ketangguhan Yesus tentu berada dalam hati-Nya yang senantiasa tertuju pada Bapa, sehingga Ia dapat menyelesaikan tugas-Nya.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. (Yohanes 17:4-5)
Semua manusia pasti akan mengalami masa kelam penderitaan, itulah sebabnya Yesus hadir ke dunia untuk memberikan kita teladan bagaimana melewati penderitaan. Meskipun hati-Nya terharu karena penderitaan, tetapi Yesus tidak gentar. Hatinya tangguh menghadapi kematian karena kekuatan Bapa.
Ada kemuliaan yang sudah Allah sediakan bagi kita yang tangguh menghadapi penderitaan hidup ini karena Ia Bapa yang mengerti. Hadapi penderitaan kita saat ini dan nantikan kemuliaan yang sudah Ia siapkan.