Meniru Cara Beriman dan Bertindak Ala Martin Luther Ketika Hadapi Pandemi Maut Hitam Abad 14
Pandemi corona memang telah menyulitkan semua orang, tetapi jangan kuatir sebab pada masa lampau juga pernah terjadi berbagai pandemi yang merenggut banyak jiwa di seluruh dunia, salah satunya pandemi Maut Hitam yang terjadi pada abad 14 yang lalu. Pandemi ini telah membunuh sepertiga penduduk dunia hingga duapertiga populasi Eropa pada saat itu.
Bapak reformator kita, yakni Martin Luther mengalami hal ini sebagai suatu ujian iman yang harus ditanggapi serius dengan menggunakan hikmat Tuhan sekaligus akal budi, sebab kita dianugerahi Tuhan pikiran untuk berpikir. Berikut ini adalah cara beriman dan bertindak Martin Luther yang dikutip dari jurnalnya, The Annotated Luther, Pastoral Writings.
“Aku akan meminta Tuhan agar berbelas kasihan untuk menjaga kami. Lalu saya akan melakukan fumigas atau pengasapan, memurnikan udara, mencari obat dan meminumnya. Saya akan menghindari tempat-tempat dan juga orang-orang dimana kehadiran saya tidak dibutuhkan agar tidak terkontaminasi sehingga nantinya tidak menulari orang lain dan menyebabkan kematian mereka oleh karena kelalaian saya.
Ketika bertemu Tuhan nantinya, Ia pasti akan mendapati bahwa saya telah melakukan apa yang Ia harap saya kerjakan yaitu bahwa saya tidak bertanggung jawab, baik atas kematian saya sendiri maupun orang lain. Namun, bila tetangga saya membutuhkan saya, maka saya akan menemuinya. Saya tidak akan menghindari tempat-tempat maupun orang-orang seperti yang telah saya sebut di atas. Pandanglah hal ini sebagai suatu iman yang berlandaskan pada takut akan Tuhan, karena iman seperti ini bukanlah iman yang ajar atau membabi buta dan bukan pula iman yang mencobai Tuhan.”
Bagaimana iman kita menanggapi pandemi corona ini? Tetaplah percayai perlindungan Tuhan yang sempurna tetapi tidak beriman dengna membabi buta, ikutilah saran-saran yang dianjurkan oleh instasi kesehatan serta pemerintah, sebab mereka pun merupakan orang-orang pilihan Tuhan atas kesejahteraan kita.
Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakanEngkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela. (Mazmur 32:7)