Jangan Menjadi Orang Kristen Kadrun, Ini Ciri-cirinya!
Seperti yang kita ketahui dalam iklim politik Indonesia yang sempat memanas saat pemilihan presiden sampai kini karena masyarakat kita seperti menjadi dua kubu, sesuai dengan kandidat presiden yang ada. Lalu muncullah istilah “Cebong” untuk yang pro presiden Jokowi dan istilah “Kadrun” untuk yang pro Prabowo.
Setelah itu, dunia maya melanjutkan sebutan kadrun atau kadal gurun bagi orang-orang yang bukan hanya tidak pro pemerintah, tapi bagi orang yang tidak suka keberagaman, suka menghakimi dan suka nyinyir. Sayangnya, ternyata ada juga anak-anak Tuhan yang menjadi “Kadrun”, baik dalam dunia maya maupun dalam kehidupan nyata.
Kita sering menjumpai banyak perdebatan doktrin gereja atau mulut-mulut anak-anak Tuhan yang kerap nyinyir dengan orang lain, dengan sesama anak Tuhan, dengan pengajaran gereja-gereja lain bahkan dengan hamba Tuhan langsung.
Apalagi di era digital ini, kita bisa mudah membuat grup-grup di media sosial atau akun-akun bodong yang digunakan untuk mengkritisi bahkan mengomentari apa saja yang menurut kita salah. Tentu saja dari kacamata kita sendiri, bukan dari kacamata Tuhan, sebab jika kita menggunakan kacamata Tuhan, maka kita tidak akan mungkin mencederai perasaan orang lain, terlebih sesama orang percaya.
Ketika kita melihat sesama orang percaya yang menyimpang menurut pandangan kita, bukankah lebih bijak menegur secara 4 mata atau menggunakan pesan singkat di sosial media jika kita tidak memiliki relasi dengan orang tersebut. Namun, jika orang tersebut tidak berubah, kita dapat mendoakan agar kita sama-sama saling mendukung dalam kasih dan damai sejahtera Tuhan. Jangan mencemarkan atau membuat sensasi dengan motivasi mengkritisi sesama orang percaya, doktrin dan hamba Tuhan karena kita tidak layak menghakimi, menilai benar orang lain bahkan me-nyinyiri sesama orang percaya.
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. (Matius 18:15)
“Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabi-Ku! (Mazmur 105:15)
Separah apapun gaya hidup sesama umat Tuhan, doktrin atau pengajaran hamba Tuhan manapun, jangan pernah menggosipkan atau menghina, sebab kita tidak memiliki kebenaran yang mutlak, itulah sebabnya Tuhan membenarkan kita, sebab hanya Tuhan pemilik kebenaran dan penghakiman selalu milik Tuhan. Yang dapat kita lakukan adalah menegur secara 4 mata atau tersembunyi kemudian mendoakannya, agar kelak Tuhan tidak meminta pertanggung jawaban yang berat atas perbuatan kita.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daundan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkanoleh angin. (Yesaya 64:6)