Sudah Teguh Beriman dan Rajin Berdoa Tapi Masalah Masih Terasa Berat? Ini Kata Paulus!
Seringkali Tuhan sengaja mengizinkan kita mengalami masalah yang berat agar kita semakin tekun mencari Tuhan, cara ini merupakan salah satu bentuk didikan Tuhan kepada umat-Nya, sebab Ia menginginkan anak-anak-Nya menjadi anak yang militan dalam mengikuti-Nya.
Ada dua hal yang akan terjadi pada orang Kristen saat mengalami masalah berat, yakni menjadi semakin mendekat dengan Tuhan atau meninggalkan Tuhan Yesus dan mencari pertolongan lain, di luar Tuhan Yesus, hidup semaunya dan tidak suka kegiatan rohani lagi karena imannya semakin terkikis dengan penderitaan.
Padahal, penderitaan merupakan sarana agar kita mengalami kenaikan tingkat dalam hidup ini. Ujian hidup yang Tuhan izinkan kepada umat-Nya selalu ada waktunya dimulai dan ada waktunya berhenti. Jika seorang siswa sedang mengikuti ujian di sekolah akan selalu ada waktunya, bukan? Ada waktu dimulai dan waktu selesai ujian, begitu pun hidup kita.
Rasul Paulus sendiri mengalami ujian hidup yang Tuhan izinkan, sehingga melalui ujian tersebut ia menjadi lebih berani dalam beriman kepada Tuhan, lebih cakap dalam mengajar orang lain, lebih bersabar terhadap orang lain dan lebih dalam hal-hal yang baik.
Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku,cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderitadan Tuhan telah melepaskanaku dari padanya. (2 Timotius 3:10-11)
Masalah apapun yang kita hadapi saat ini, seperti penyakit, keuangan, keturunan dan sebagainya akan membuat kita lebih maju dalam Tuhan jika kita memandangnya dengan cara yang benar. Jika kita sudah berdoa dan tetap tekun beriman kepada Tuhan, namun masalah belum juga selesai, ingatlah bahwa bahwa Tuhan menginzinkan kita melaluinya agar kemuliaan-Nya dinyatakan dalam diri kita melalui sikap hati kita.
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataanyang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (2 Korintus 12:7)