Begini Kunci Luhut Binsar Pandjaitan Merawat Pernikahannya  

Begini Kunci Luhut Binsar Pandjaitan Merawat Pernikahannya  

Mendengar nama Luhut Binsar Pandajaitan, pasti kita akan berpikir tentang seorang jenderal tegas dan disiplin. Hal ini memang benar, namun selain memiliki nilai-nilai tinggi dalam bidang kemiliteran, Menko Kemaritiman ini ternyata juga sangat peduli dengan kehidupan rohani, keluarga dan pernikahan.

LUHUT

Foto doc: Fb Luhut Binsar Pandjaitan

Pada beberapa bulan yang lalu, Luhut yang gemar menulis di akun facebooknya menceritakan kisah bagaimana ia mempertahankan hubungan pernikahannya dengan sang istri yang sudah berjalan 47 tahun lamanya.

Tulisan mengenai kehidupan pribadi yang ia bagikan terdorong karena rasa keprihatinan atas kehidupan orang-orang muda masa kini yang gemar kawin-cerai. Luhut menulis, bahwa cinta itu harus dirawat. Sebab jika tidak dipelihara, cinta akan luntur, oleh karena itu Luhut dan istri selalu menyediakan waktu berpacaran setiap akhir pekan. “Sampai usia saya yang sudah 71 tahun ini, saya masih melakukannya. Di hari Sabtu dan Minggu saya musti cari salah satu restoran untuk makan berdua bersama istri,” katanya.

Selain itu, Luhut juga menggunakan kecanggihan teknologi untuk saling bertukar kabar dengan sang istri. Hidup di era digital ini membuatnya bersyukur, sehingga ia menggunakan dengan maksimal dan benar karena pada saat ia masih menjadi tantara, ia harus bertukar kabar dengan istrinya melalui surat yang diangkut dengan helikopter karena bertugas di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Satu lagi yang menjadi kunci mempertahankan pernikahan Luhut, yaitu doa. Menurutnya ia selalu berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan dalam mengarungi bahtera pernikahannya. “Tidak perlu doa yang panjang-panjang. Doa kami saja setiap pagi hanya, “Tuhan berikan kami kekuatan berdua supaya tetap bisa hidup baik dan damai, merawat anak-anak kami merawat perkawinan kami’.”

Bersama cucu.jpg

Bersama cucu. (Doc: Fb Luhut Binsar Pandjaitan)

Menurut Luhut, ia tidak pernah meminta supaya dijadikan pasangan yang selalu se-iya sekata, karena itu tidak mungkin. Yang paling mungkin dilakukan dua insan adalah membiarkan waktu yang menguji apakah masing-masing mampu menjaga egonya atas nama cinta. ”Melihat anak-anak dan cucu-cucu saya tumbuh dengan baik, membuat saya merasa berhutang pada istri. Seorang yang cantik dan pintar, yang rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi keluarga.”

“Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” (Efesus 5:33)

Baca juga:

Tuhan Tidak Menyukai Perceraian, Rawat Pernikahan Kita dengan Cara Alkitabiah

Ini Relationship Goals Pasutri Kristen

Jika Kamu Ada Saat pernikahan di Kana Terjadi, Ingin Menjadi Siapakah Kamu?

Menciptakan Pernikahan yang Selalu Romantis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

you're currently offline