Kisah di Balik Lagu Hidup Ini Adalah Kesempatan
VERSE 1
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia waktu yang Tuhan bri
Hidup ini hanya sementara
VERSE 2
Sekuntum bunga di pagi hari
Mekar indah harum di padang yang hijau
Demikian Tuhan mendandani rumput
Gugur bunga bila panas terik
CHORUS
Oh Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Satu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat
Kita pasti tahu ‘kan lagu rohani tersebut? Lagu ini bukan hanya dinyanyikan dalam ibadah atau kegiatan rohani Kristen saja, tetapi sering dinyanyikan oleh para pengamen di bus atau di jalanan, entah mereka orang percaya atau sekadar mencari nafkah.
Ketika kita menyanyikan lagu ini maka kita akan diingatkan bahwa hidup kita di dunia ini memiliki batas waktu. Akan datang masa dimana kita akan kembali ke rumah Bapa di sorga untuk bersama dengan Tuhan Yesus selamanya. Ada kisah yang mengharukan di balik lirik-liriknya yang memberkati kita.
Lagu ini ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang bernama Pdt. Wihelmus Latumahina, S.Th setelah mengalami sebuah peristiwa yang membuatnya sedih. Pada tahun 2004, Tuhan memanggil anaknya yang sulung kembali ke rumah Bapa karena kecelakaan lalu lintas.
Setelah peristiwa ini, hamba Tuhan tersebut banyak menghabiskan waktu untuk merenungi rencana Tuhan dalam hidupnya. Dalam perenungannya, ia disadarkan bahwa hidup manusia ada batasnya karena dunia ini begitu fana.
Ia pun diingatkan oleh Tuhan bahwa setiap kehidupan yang Tuhan berikan adalah anugerah yang harus digunakan sebaik-baiknya. Waktu yang Tuhan beri merupakan kesempatan yang terbaik untuk berbakti dan melayani Tuhan agar hidup kita tidak menjadi sia-sia.
Tidak selamanya kita muda, kuat dan jaya, serta tidak selamanya kita hidup di dunia ini jadi karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan seiman. (Galatia 6:10)
(dari berbagai sumber)
Baca juga:
7 Tipe Hubungan yang Tidak akan Berhasil