Memiliki Karunia Menikmati
Kadang kita tergoda untuk membandingkan hidup dengan seseorang yang lebih kaya atau lebih memiliki segalanya. Padahal belum tentu orang yang kelihatannya lebih dari kita merupakan orang yang bahagia dalam hidupnya. Salomo dalam penelitian hidupnya mengatakan bahwa iorang-orang yang memiliki kekayaan atau keiimpahan belum tentu bahagia.
Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit. (Pengkhotbah 6:1-2)
Salomo dalam kekayaan hikmatnya memberitahu kita bahwa orang yang kaya pun belum tentu bahagia dengan kekayaannya, orang yang memiliki pasangan rupawan, orang yang memiliki wajah menarik atau orang yang kelihatannya hdiup enak sekalipun belum tentu hidup dalam kebahagiaan.
Semua harta atau kejayaan yang dimiliki dengan tanpa tujuan memang sulit dinikmati, oleh karena itu kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini, belajar mengelolanya dengan benar agar Tuhan menambahkannya dan bisa sekaligus meminta Tuhan agar bisa menikmatinya.
Kita bisa memiliki karunia menikmati dari semua yang Tuhan berikan bila hati kita hanya fokus pada yang kita miliki, bukan pada sesuatu yang dimiliki orang lain, karena setiap pemberian Tuhan sudah ditakar menurut kebutuhan kita.
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. (Yakobus 1:17)