Ubah Kelelahan Jadi Kekuatan
Rasa lelah fisik dan emosi yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan burn out atau stress kronis yang bisa membuat kita tak memiliki gairah hidup. Elia sebagai nabi besar di Perjanjian Lama juga pernah mengalami burn out sampai ia ingin mati pada waktu ia dikejar-kejar Izebel karena membunuh 450 orang nabi baal.
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” (1 Raja-raja 19:4)
Tekanan yang dialami Elia sampai membuatnya membandingkan diri dengan nenek moyangnya, karena ia merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Kita pun pasti juga demikian, jika mengalami tekanan suka membandingkan diri dengan orang lain yang lebih enak hidupnya, lebih mapan, lebih kaya dan lebih segalanya.
Tuhan memberikan terapi tidur dan makan minum kepada Elia melalui malaikat yang langsung datang membawakannya makanan dan minuman. Setelah Elia cukup lama tidur di bawah pohon Arar dan makan minum , Elia bisa menjadi segar kembali, bahkan menjadi kuat untuk berjalan salama 40 hari dan melanjutkan pekerjaannya yang lebih besar.
Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (1 Raja-raja 19:8)
Obati rasa lelah dengan makan minum dan tidur serta jangan membandingkan diri dengan siapapun. Ceritakan semua rasa lelah pada Tuhan, nikmati makanan dan minuman jasmani serta makanan rohani atau Firman Tuhan yang akan membuat kita segar kembali, karena terbukti bisa mengubah kelelahan kita menjadi kekuatan untuk melakukan hal yang lebih besar dari sebelumnya.