Promosi Standar Dunia dan Standar Tuhan
Jika kita merindukan dan menanti-nantikan sebuah promosi atau next level, mari belajar dulu dari kisah next level yang dialami oleh Saul dan Daud sebagai raja Israel.
Saul mengalami next level karena menang undian (1 Samuel 10:17-27) sebab bangsa Israel saat itu membutuhkan pemimpin. Kemudian Saul diurapi nabi Samuel, namun dalam perjalanannya, Saul melakukan banyak kesalahan dan tidak bertobat. Saul mengalami next level disebabkan karena keadaan atau dengan standar manusia dan keinginan manusia tentu atas seizin Tuhan.
Namun, hidup Saul berakhir dengan kematian tragis karena tidak dibarengi karakter yang benar. Saul mencondongkan hatinya pada manusia, kehendak manusia, sehingga ia lebih mempedulikan hati manusia, ketimbang hati Tuhan.
Sementara Daud, mengalami next level karena standar Tuhan. Tuhan yang memulai inisiatif-Nya mempromosikan Daud. Daud merintis karirnya sejak bertarung dengan singa yang mengganggu domba gembalaannya di padang gurun. Kemudian Daud diurapi nabi Natan dan dalam perjalanannya karirnya, Daud memfokuskan hati pada Tuhan dibarengi dengan karakter hati yang benar, sehingga lebih ia peduli hati Tuhan daripada manusia maka ia mengakhiri hidup di masa perhentian yang damai.
Dunia memiliki standar untuk menaikkan level seseorang, dengan memiliki bakat, keahlian, koneksi atau kesempatan, namun yang membuat kita dapat bertahan dalam next level adalah karakter hati yang benar. Tuhan mengizinkan siapa saja mengalami next level, tetapi pada akhirnya karakter hati kita yang akan menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Standar promosi Tuhan selalu berdasarkan kesiapan hati dan karakter.
Sebab bukan dari timur dan barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain. (Mazmur 75:7-8)