Alasan Tuhan Mengasihi Orang yang Sederhana
Para gembala menjadi salah satu bagian yang dipakai Tuhan untuk merayakan kelahiran Yesus. Para gembala memberi banyak pembelajaran bagi kita jika hidup kita ingin dipakai Tuhan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (Lukas 2:8-9)
Pada zaman Israel kuno, seorang gembala melakukan tugas yang cukup berat, mereka menjaga domba siang malam, melatih domba-domba yang jinak namun tak berdaya agar tak menjadi mangsa binatang buas serta menenangkan domba-dombanya dari ketakutan. Seorang gembala tidak berpenampilan wah karena bekerja di padang. Pada setiap musim, gembala harus selalu memahami domba-dombanya karena perawatannya berbeda.
Bapa di sorga mengharapkan kita menyambut Yesus seperti para gembala yang dihampiri malaikat, mereka sedang setia mengerjakan tugas mereka dan hidup dalam kesederhanaan. Tuhan menyukai orang yang hidup apa adanya, tanpa ambisi, setia dengan yang ada padanya, tidak mengutamakan gengsi, dan tidak materialistis.
Ketika para gembala tahu bahwa yang lahir adalah Raja segala raja, maka mereka menghampiri bayi Yesus dan memuliakan Tuhan. Mereka tulus hati, tanpa rasa iri, tanpa curiga atau merasa terancam akan kehadiran sosok bayi yang akan menjadi ternama itu.
Tuhan mencari dan akan menghampiri orang-orang yang hidup sederhana untuk memberikan penghiburan yang sejati. Kesederhanaan dapat dimulai dari hati yang sederhana, sehingga bisa dipercaya banyak hal untuk tujuan kekekalan.
“TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku” (Mazmur 116:6)