Ini Alasan Orang Kristen Tak Boleh Anti Sosial
Ansos atau akronim dari anti sosial kini semakin populer menjadi sebutan untuk orang yang tidak suka bergaul, suka menyendiri atau tidak punya teman. Sifat anti sosial yang disebabkan karena penyakit mental dapat disembuhkan dengan bantuan psikiater atau psikolog, namun jika anti sosial disebabkan karena malas bergaul atau berkumpul dengan sesama orang percaya, sebaiknya perlu diubah.
Pada abad ke-13, pemimpin Jerman, Frederick II membuat sebuah penelitian kepada 3 bayi yang diasuh tanpa komunikasi namun tetap memenuhi kebutuhan makan dan minum, beberapa waktu kemudian semua bayi meninggal karena tak diajak berkomunikasi.
Begitu pun kehidupan kita dengan sesama orang percaya, jika kita tak memiliki komunikasi atau persekutuan dengan sesama orang percaya kita bisa “mati”. Kita membutuhkan orang lain untuk saling bertumbuh. Gereja mula-mula memulai kehidupan persekutuan mereka dengan berkumpul bersama-sama untuk memenuhi panggilan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (Kisah Para Rasul 4:32)
Dalam perkumpulan, terutama dengan sesama orang percaya dalam kesatuan hati akan terjadi pemulihan dan kedamaian sehingga Tuhan menambahkan pertumbuhannya. Kita dapat menjadi tubuh Kristus yang bersinar dengan membuka diri kepada orang lain dan tidak menjadi eksklusif.
… alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersamadengan rukun! Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Mamzur 133:1&3)