Mengalami Mujizat yang Berkelanjutan
Mujizat Tuhan akan kita alami ketika kita mampu mengaplikasikan kasih kita kepada Tuhan di tengah tantangan hidup kita. Kisah Hana, ibu Samuel yang menyerahkan Samuel kepada Tuhan di Bait Allah memberi teladan bagi kita bagaimana respon setelah menerima mujizat Tuhan dan merasa puas dengan yang sudah Tuhan beri.
Pada waktu Hana mempersembahkan Samuel kepada Tuhan, Hana datang ke rumah Tuhan dengan membawa persembahan korban sembelihan. Hal ini merupakan bentuk pengorbanan yang menyentuh hati Tuhan, bayangkan jika kita sangat merindukan sesuatu, kemudian Tuhan beri, tapi kita melepasnya lagi untuk Tuhan, bahkan kita mempersembahkan hal lain pula.
Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; (1 Samuel 1:24-25)
Apa alasan kita meminta sesuatu pada Tuhan? Apakah kita rela mengembalikan yang kita minta ke Tuhan seperti Hana? Setelah Hana mempersembahkan Samuel serta korban sembelihannya, Alkitab tak menulis bahwa Hana meminta anak lagi, namun ia justru mendapat mujizat berkelanjutan karena iman Eli mendoakannya agar mendapatkan anak dan Hana melahirkan 3 anak laki-laki serta 2 perempuan.
Lalu Eli memberkati Elkana dan isterinya, katanya: “TUHAN kiranya memberikan keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada TUHAN.” Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya. (2 Samuel 2:20)