Rahasia Dimuliakan Tuhan Dari Keterpurukan
Akan ada sukacita bersama Tuhan meskipun kita sedang dalam kesakitan, keterpurukan atau tidak berdaya. Hal inilah yang dialami Yabes, salah satu orang pilihan Tuhan di zaman Perjanjian Lama. Dari namanya sendiri saja sudah berarti kesakitan, apalagi ketika orang tuanya memberinya nama Yabes. Mungkin ia merasa penderitaannya seperti dobel porsi.
Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: “Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan.” (1 Tawarikh 4:9)
Nama yang diberikan ibunya mungkin seperti kutuk bagi diri Yabes, sehingga Yabes merasakan ketidaknyamanan hidup dengan menyandang nama “kesakitan”. Mungkin Yabes mengalami bullying karena namannya sehingga ia tertekan. Namun, di atas penderitaannya, ia hanya berseru pada Tuhan, inilah yang membuat Tuhan mengangkatnya.
Dalam terjemahan lain disebutkan bahwa Yabes lebih dihormati atau lebih mendapatkan respek ketimbang saudara-saudaranya, karena sikap hati Yabes yang mengandalkan Tuhan dan mengharapkan pemulihan Tuhan.
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. (1 Tawarikh 4:10)
Keterpurukan Yabes digantikan dengan kemuliaan oleh Tuhan karena penyerahan diri Yabes dan pengharapannya kepada Tuhan. Tuhan melihat kebergantungan kita kepada-nya sebagai suatu nilai yang akan diperhitungkan-Nya menjadi kebenaran, sehingga kesakitan kita pun akan diubah Tuhan menjadi kemuliaan.