Menuai Kasih Karunia Tuhan Ketika Disakiti Orang Lain
Bagaimana respon kita ketika disakiti orang lain? Hana dapat menjadi panutan bagi kita dalam menolong ketika berdoa ketika disakiti oleh orang lain agar menjadi berhasil dari perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain.
Hana mengalami kesedihan hati karena dirinya tak kunjung mendapat anak sehingga ia dihina oleh Penina, istri muda suaminya. Penghinaan yang diterima Hana sangat melukai hatinya sehingga Hana menangis tersedu-sedu di rumah Tuhan karena hal ini sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Hana berdoa dalam hati, jadi hanya bibirnya yang komat-kamit… (1 Samuel 1:13)
Tuhan selalu memperhatikan hati yang hancur dan dapat memulihkan hati yang pedih. Pilihan Hana mencurahkan hati pada Tuhan merupakan alamat yang tepat, bukan pada manusia. Jika hati kita pedih, curahkan pada Tuhan, bukan pada manusia. Selesaikan semua tangisan kita dalam hadirat Tuhan untuk menuai pembelaan Tuhan.
Kemudian Hana mengucapkan janji, katanya, “TUHAN Yang Mahakuasa, perhatikanlah hamba-Mu ini! Lihatlah sengsara hamba. Ingatlah kepada hamba dan jangan lupakan hamba! Jika Engkau memberikan kepada hamba seorang anak laki-laki, hamba berjanji akan memberikan dia kepada-Mu seumur hidupnya. Hamba berjanji juga bahwa rambutnya tidak pernah akan dipotong.” (1 Samuel 1:11)
Dalam kesedihannya, Hana meminta dengan sungguh-sungguh pada Tuhan dan mengutamakan pekerjaan Tuhan sehingga Tuhan membela Hana. Hana mempersembahkan anaknya bagi Tuhan sehingga Tuhan berkenan. Ketika kita mengutamakan Tuhan dan pekerjaan-Nya, maka kita pun akan menuai kasih karunia Tuhan yang ajaib.