Jika Tuhan Tanya Orang Tua “Apa yang Kau Susahkan?”
Menjadi orang tua di zaman ini memang tidak mudah. Sulitnya mendidik anak, keadaan keuangan yang semakin sukar dicari dan segala macam problema yang ada. Saat menghadapi kerasnya kesulitan hidup setelah melahirkan Ismael, Hagar sampai mengalami depresi karena tak sanggup merawat anaknya.
Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. (Kejadian 21:15-16)
Hagar hanya seorang hamba Sara yang hanya mengikuti saran Sara untuk memberikan anak kepada Abraham, namun akhirnya ia harus terusir dari kenyamanan yang diterimanya di rumah Abraham. Tetapi, Tuhan mendengar teriakan Hagar, tanpa melihat statusnya, tingkah lakunya atau apapun karena Tuhan mengasihi tanpa syarat.
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. (Kejadian 21:17)
Tuhan selalu mengerti tanggung jawab dan beban yang dipikul orang tua, karena Ia memiliki tujuan mulia bagi masa depan anak-anak yang diasuh oleh para orang tua yang dipilih-Nya. Saat lelah dan putus asa melanda, kita masih punya Tuhan yang akan menjawab seruan kita. Buka mata rohani kita supaya bisa melihat visi Tuhan ke depan, agar anak-anak menjadi seseorang yang berdampak besar.
Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. (Kejadian 21:18-19)