Tipe Orang yang Nasehatnya Boleh Kita Ikuti
Sebagai mahluk sosial, kita membutuhkan orang lain untuk mendukung atau memberi nasehat dalam berbagai hal. Namun, tidak semua orang di sekitar kita dapat memberi nasehat yang benar, oleh karena itu kita pun harus memandangnya dari sisi kedewasaan rohani, hikmat serta track record-nya.
Pada waktu Rehabeam, salah satu anak raja Daud menjadi raja di Sikhem, rakyat meminta diturunkan pajaknya namun Rehabeam malah meminta nasehat teman sebayanya daripada dan tidak meminta nasehat para tua-tua.
Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?” Mereka berkata: “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” (1 Raja-raja 12:6-7)
Namun faktanya, raja Rehabeam tidak mau mengikuti nasehat para tua-tua dan malah mengikuti nasehat teman-teman sebayanya yang tidak berpengalaman. Dengan keputusan tersebut, rakyat membenci raja Rehabeam sehingga rakyat memberontak kepadanya. Kita bisa belajar dari kisah ini, bahwa nasehat yang baik ada pada orang yang berpengalaman, takut akan Tuhan, memiliki hikmat dan tentunya mengasihi kita serta menginginkan kebaikan dalam hidup kita.
Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: “Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami — beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku. Ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: “Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi. (1 Raja-raja 12:10 & 14)