Yesus Memulai Hal Ini Saat Berkata “Sudah Selesai”
Teolog Wayne Grudem, dalam bukunya berjudul Bible Doctrine, Essential Teaching of The Christian Faith menegaskan bahwa ketakutan terbesar manusia adalah menghadapi masa depan yang tidak pasti atau penuh misteri karena manusia tidak dapat mengendalikan masa depan.
Kelemahan manusia inilah yang membuat banyak orang kerap merasa putus asa, karena dunia diliputi dosa yang membawa kematian. Itulah sebabnya Tuhan Yesus rela mati di kayu salib dan menyatakan “Sudah selesai” di akhir hidup-Nya sebelum menghembuskan nafas terakhir-Nya.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai. ” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yohanes 19:30)
Saat di kayu salib, Tuhan Yesus berkata ‘Sudah selesai”, maka saat itulah tata aturan Musa atau hukum Taurat tidak berlaku lagi, karena kematian-Nya mengawali jalan baru antara hubungan umat Allah dengan Bapa, sebab darah Yesus telah mendamaikan dan menghapus semua dosa.
Bagi kita yang hidup di zaman akhir inipun, kalimat “Sudah selesai” Tuhan Yesus akan menjadi momen Yesus memulai hubungan yang lebih baik antara kita dengan Bapa serta memulai perkara Ilahi yang lebih besar dalam diri kita, jika kita benar-benar menghayati karya penebusan-Nya, sebab Tuhan akan menyingkapkan rahasia-rahasia yang tersembunyi bagi diri kita.
“Sudah selesai” dapat juga menjadi pengingat bagi kita bahwa segala penderitaan hidup kita di dunia fana ini sudah ditanggung Yesus, sehingga setiap hari kita harus memulai hari dalam pengharapan dan iman pada Tuhan.