Karakter Ini Cegah Kita Terpancing Lakukan Hal Buruk
Banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita kendalikan sehingga berpotensi membawa jatuh dalam dosa, memancing emosi untuk marah dan sebagainya. Tetapi jika hati kita dipenuhi Roh Kudus maka kita akan memiliki salah satu buah Roh Kudus, yakni pengendalian diri.
Nabi Elisa mengajarkan kita bagaimana mengendalikan diri dari godaan harta duniawi serta emosi negatif. Ketika Naaman sembuh dari penyakit kusta setelah berendam di sungai Yordan atas pesan Elisa, maka Naaman bermaksud mengucapkan terima kasih dengan memberi barang-barang yang mahal. Namun, Elisa menolak karena ia mengatakan jati dirinya sebagai pelayan Tuhan sejati yang tidak mengharapkan apapun dari pelayanannya.
Tetapi Elisa menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa … (2 Raja-raja 5:16)
Ketika Gehazi, si pelayan Elisa menerima pemberian Naaman, hal ini tentu membuat reputasi Elisa menjadi buruk, mempermalukan Elisa dan mencederai karakter Elisa. Karena bisa saja kemungkinan Naaman atau orang-orangnya berpikir negatif mengenai Elisa, tetapi Elisa tidak memberikan pembelaan diri atau memberi klarifikasi sebenarnya. Di depan Gehazi pun Elisa tidak terpancing untuk emosi dan marah, tetapi ia hanya menegur seperlunya dengan santun sampai akhirnya Gehazi menderita kusta hingga hari kematiannya.
Elisa dapat mengendalikan dirinya dari godaan harta duniawi dan tidak terpancing untuk melampiaskan emosi negatif karena ia memiliki buah Roh serta menyadari status dirinya sebagai seorang pelayan Tuhan yang harus menjadi teladan dan terang bagi orang lain. Ketika kita mengalami hal buruk, tergoda oleh hasrat dunia atau ingin melampiaskan emosi kita, mari ingat jati diri kita sebagai pelayan Tuhan sejati yang harus selalu tahu diri.