Penundukan Diri Datangkan Kehormatan
Ada kehormatan yang akan kita dapatkan dari Tuhan jika kita dapat menundukkan diri pada otoritas atau pimpinan yang ada di atas kita. Abigail, istri Nabal berhasil melakukannya karena hatinya yang bijaksana, ia tetap menundukan diri pada Nabal suaminya, meskipun Nabal bebal. Penundukan diri Abigail pun membuat Daud terpesona sehingga ketika Nabal meninggal, Daud meminang Abigail menjadi istrinya.
Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah. (1 Samuel 25:23)
Menundukkan diri bukan hal yang mudah, apalagi jika berada di bawah otoritas yang menyebalkan. Ketika Abigail tetap hormat dan tunduk pada Nabal, mungkin hatinya sebal, tetapi ia berhasil menaklukan emosinya karena ia rendah hati dan bijaksana.
Untuk memiliki penundukan diri maka kita harus menjadi rendah hati. Kerendahan hati akan kita dapatkan jika hidup kita dipimpin oleh Tuhan, sebab daging kita sangat lemah sehingga hanya Roh Tuhan yang dapat membuat kita mampu untuk memiliki penundukan diri.
Penundukan diri yang kita miliki juga akan membuat kita dihargai oleh orang lain, sebab kita telah menjadi teladan bagaimana menghormati otoritas di atas kita, misalnya pimpinan di rumah, di gereja, di kantor, di sekolah dan lainnya.
Abigail menikmati masa kejayaannya sebagai istri raja Daud setelah melewati masa-masa penundukan diri pada Nabal. Kehormatan dari Tuhan juga akan kita dapatkan jika kita dapat menundukkan diri.
.. Sebab siapa yang menghormti Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah. (1 Samuel 2:30)