Masih Jarang Baca Alkitab? Ini Akibatnya!
Jika kita masih malas atau jarang membaca Alkitab, maka kita sendiri yang akan mengalami kerugian besar, sebab dengan rajin membaca Alkitab maka Tuhan dapat membawa kita ke level yang lebih tinggi, mengalami hidup berkelimpahan. Jadi, pastikan kita selalu rajin membaca Alkitab setiap hari, agar tidak mengalami kerugian-kerugian ini.
- Hidup penuh kekuatiran
Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam. (Yeremia 15:16)
Kalau kita malas membaca Alkitab, maka kita tidak memiliki sukacita sehingga hidup kita mudah kuatir, padahal Tuhan Yesus sudah memberikan sukacita agar kita hidup bahagia.
- Tidak mengalami penggenapan janji Tuhan
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berarti. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (Yohanes 6:63)
Jika kita tidak mengenal Tuhan sungguh-sungguh melalui Firman Tuhan maka kita tidak akan mengerti rencana Tuhan, menemukan tujuan hidup kita dan mengalami pengenapan janji Tuhan, seperti yang kita rindukan.
- Tidak dapat membedakan yang baik dan salah
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun, ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibrani 4:12)
Firman Tuhan berisi arahan untuk menentukan hidup, jadi jika kita malas membacanya maka kita tidak tahu kehendak Tuhan serta tidak dapat membedakan yang baik dan salah. Firman Tuhan pasti membuat kita tidak akan menyesali keputusan yang telah diambil.
- Tidak bisa menjadi teladan
Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. (Ezra 7:10)
Hanya dengan menghidupi Firman Tuhan maka kita dapat menjadi teladan yang baik. Tapi jika kita malas membaca Alkitab, bagaimana mungkin kita dapat menjadi teladan?