Redam Emosi Gaya Nabi Elisa
Banyak hal yang mudah menyulut emosi kita, dari hal kecil sampai hal besar. Misalnya saja antrian diserobot, mobil disalip, piutang yang belum dibayar, sindirian orang lain dan sebagainya.
Kisah nabi Elisa yang menyuruh Naaman mandi di sungai Yordan untuk mengobati kustanya. Setelah sembuh Naaman memberi persembahan kepada Elisa, namun Elisa menolak. Tetapi persembahan tersebut diambil asistennya, Gehazi. Perbuatan Gehazi tentu telah mempermalukan Elisa.
Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika Naaman melihat ada orang berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia dan berkata: “Selamat!” Jawabnya: “Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi. Baiklah berikan kepada mereka. (2 raja-raja 5:21-22)
Elisa dapat meredam emosi dari perlakuan Gehazi karena ia telah mengalami pendewasaan rohani saat mulai meninggalkan kenyamanan hidup bersama orang tuanya untuk melayani Tuhan, menjalani disiplin rohani dari Elia, bersabar dalam proses mendapatkan urapan dobel porsi, mengalami bullying karena kepalanya yang botak, dan lainnya.
Kita dapat meredam emosi dengan baik jika memiliki kedewasaan rohani yang dihasilkan dari disiplin rohani, merelakan diri pada panggilan Tuhan, tidak memikirkan kata orang tapi fokus pada Kerjaaan Allah.
Tetapi kata Elisa kepadanya: “Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan, tetapi penyakit kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya.” Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena kusta, putih seperti salju. (2 raja-raja 5:26-27)