Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu, Raih Harapan Baru
Melakukan kesalahan merupakan hal yang wajar sebagai manusia, namun bagaimana kita menata hati dan membereskan kesalahan menunjukkan ukuran kedewasaan kita. Sebagai seorang raja, Daud juga pernah melakukan kesalahan di hadapan Tuhan dengan menghitung pasukannya.
Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda.” (2 Samuel 24:1)
Padahal Daud sepertinya hanya menghitung pasukannya, namun Tuhan menjadi murka. Jika kita melihatnya sebagai seorang raja, menghitung pasukan bukankah sebuah hal yang wajar. Tetapi dari sudut pandang Tuhan, pada waktu itu mungkin Daud sedang memegahkan diri atau menyombongkan diri sehingga Tuhan menyulut perkara agar Daud bertobat.
Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada TUHAN: “Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.” (2 Samuel 24:10)
Daud merasa bersalah setelah menghitung pasukannya, bukan karena perbuatannya tetapi karena sikap hatinya yang salah di hadapan Tuhan. Ia menyombongkan diri, sebab mungkin selama ini ia selalu berhasil dalam peperang, padahal semua kemenangannya dari Tuhan.
Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Maka TUHAN mengabulkan doa untuk negeri itu, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel. (2 Samuel 24:25)
Daud mengakui kesalahannya dan mempersembahkan korban agar Tuhan memohon keselamatan negerinya. Jika di masa lalu kita pernah jatuh dalam dosa atau melakukan kesalahan, mari perbaiki dan meminta pengampunan agar Tuhan memulihkan dan kita dapat meraih harapan baru.