Seperti Ini Tuhan Memperhitungkan Ketulusan Kita
Salah satu karakter Tuhan Yesus yang Ia ajarkan mengenai ketulusan. Yesus mempunyai ketulusan hati kepada siapa saja, bahkan kepada orang yang membenci-Nya. Tuhan memperhitungkan ketuliusan kita kepada orang lain, sebab Ia menyukai orang yang tulus hati.
Kisah raja Abimelekh, raja Gerar yang ingin menginginkan Sara, istri Abraham dapat mengajarkan kita mengenai arti ketulusan hati. Pada saat itu raja Abimelekh ingin mengambil Sara karena ia terpesona dengan Sara, sementara Abraham dan Sara tak berani jujur bahwa mereka suami istri karena takut.
Adapun Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci.” (Kejadian 20:5)
Setelah mendengar pengakuan raja Abimelekh, Tuhan tidak menuntut apapun daripadanya sebab raja Abimelekh memang tak mengerti hubungan Abraham dan Sara yang memiliki hubungan saudara namun memiliki hubungan pernikahan pula.
Setelah mengetahui bahwa tindakannya salah, maka raja Gerar bertobat dan mengembalikan Sara kembali kepada Abraham sehingga Tuhan tidak menghukumnya. Jika raja Gerar tidak bertobat, tentu Tuhan menghukumnya sebab telah mengambil istri nabi.
Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: “Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku;sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia. (Kejadian 20:6)
Sebagai seorang raja, raja Gerar yang memiliki kekuasaan pun mau berubah karena teguran Tuhan sehingga ia tidak terkena murka Tuhan. Begitu pun dengan kita, jika hati kita tulus, maka akan mencegah kita dari malapetaka dan murka-Nya. Tuhan akan memperhitungkan ketulusan kita sebagai kebenaran di mata-Nya yang dapat menyelamatkan kita.