Ketika Tuhan Memakai Orang Lain Untuk Melukai Kita, Ini Tujuannya!
Pernah terluka karena sikap orang lain? Atau kita pernah merasakan mengapa orang lain berlaku jahat kepada kita? Mengapa orang lain berbuat curang kepada kita? Dan mungkin kita pernah menanyakan kepada Tuhan mengenai perbuatan seseorang yang tidak menyenangkan kepada kita.
Sadarkah kita bahwa Tuhan bisa saja menggunakan orang lain untuk mengubah kita agar kita berubah menjadi lebih baik dan memiliki hidup yang berbuah. Tuhan menginginkan kita berbuah agar kita memuliakan Tuhan, menerima mahkota kemuliaan di sorga dan membuat orang lain tidak binasa, melainkan memiliki kehidupan kekal juga.
Dalam kisah perumpamaan yang Tuhan Yesus ajarkan mengenai pohon ara yang tidak berbuah, si tuan pemilik kebun anggur akan berusaha melakukan hal-hal yang diperlukan agar pohon ara tersebut dapat berbuah.
Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” (Lukas 13:8-9)
Tanah berbicara mengenai hati. Jadi ketika kita belum dapat menghasilkan buah-buah kehidupan yang Tuhan Yesus inginkan, maka Tuhan akan melakukan sesuatu di hati orang lain agar hati kita berubah. Istilah “aku akan mencangkul tanah sekililingnya”, berbicara mengenai hati orang lain. Ketika Tuhan menggunakan hati orang lain untuk menutrisi hati kita dengan Firman, mungkin akan terasa sakit.
Saat Tuhan mencangkul tanah di sekeliling kita dan memberi pupuk, berarti Tuhan sedang menggunakan hati orang lain untuk membentuk hati kita supaya kita berbuah. Jadi, kita perlu menyiapkan hati agar tetap kuat menghadapi segala yang akan terjadi dan semakin berpaut pada Tuhan, supaya hidup kita berbuah.
Mari belajar merelakan hati dan diri kita ketika menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan, sebab selalu ada tujuan Tuhan yang mulia atas hidup kita. Bersyukurlah jika Tuhan masih mendidik kita, sebab itu merupakan bentuk kasih-Nya yang mulia.