Penundukan Diri yang Menghasilkan Kemuliaan
Menundukkan diri memang tidak mudah, namun Tuhan mengajari kita menundukkan diri kepada otoritas di atas kita agar hidup kita penuh damai sejahtera, teratur dan aman. Penundukkan diri yang utama kita lakukan adalah kepada Tuhan lalu kepada orang-orang di atas kita, seperti pimpinan di kantor, guru dan orang tua.
Abigail, istri Nabal memberikan kita bagaimana menundukkan diri kepada otoritas di atasnya dengan sopan dan lembah lembut. Kisah raja Daud yang kesal kepada Nabal karena tidak mau membalas salamnya memberikan kita pelajaran bagaimana Abigail membuat amarah Daud menjadi surut karena penundukkan dirinya pada suaminya dan kepada raja Daud.
Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail.Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. (1 Samuel 25:3)
Abigail tunduk kepada suaminya meskipun suaminya menyebalkan, sebab Abigail tahu bahwa suaminya memiliki hak untuk dihormati oleh istrinya. Mungkin kita berpikir, bagaimana Abigail bisa tetap tunduk kepada suaminya yang bebal? Kebijaksanaan Abigail membuat dirinya bukan saja cantik secara fisik, namun juga secara jiwa.
Hati yang bijak akan tahu bagaimana harus tunduk kepada otoritas dalam kondisi dan situasi apapun, sehingga Tuhan akan mudah memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang mau menundukkan diri pada otoritas. Dalam setiap penundukkan diri yang kita berikan kepada yang berhak mendapatkannya, maka Tuhan akan memperhitungkannya.
Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: “Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. (1 Samuel 25:23-24)
Daud saja sebagai manusia biasa sangat terpesona dengan sikap hati Abigail yang rela menundukkan diri di hadapan Daud demi suaminya. Penundukkan diri atau sikap patuh dan taat kepada otoritas di atas kita akan membuat diri kita dihargai oleh orang lain. Di akhir kisah ini, Nabal meninggal karena jantungnya terhenti dan Daud meminang Abigail untuk dijadikan sebagai istrinya. Abigail mendapat kemuliaan dari sikap penundukkan dirinya.
Para hamba Daud datang kepada Abigail di Karmel dan berkata kepadanya, demikian: “Daud menyuruh kami kepadamu untuk mengambil engkau menjadi isterinya.” (1 Samuel 25:40)