Ketika Tuhan Mengajak Kita Keluar Dari Zona Nyaman, Ini Maksud-Nya!
Berada di zona nyaman memang menyenangkan, yak arena kita tak perlu lagi bersusah-susah. Ketika keuangan kita baik-baik saja, tubuh pun sehat-sehat dan kehidupan berjalan lancar maka kita menjadi lupa diri. Kita melakukan yang kita sukai, bahkan tak lagi mengingat untuk menjaga tingkah laku di hadapan Tuhan.
Daud mengalami hal ini, ketika seharusnya ia berperang untuk mengalahkan musuh, namun malah tinggal di Yerusalem, bukannya ikut berperang bersama pasukannya. Mungkin Daud berpikir, “Ah, untuk apa ikut berperang, nanti juga menang tanpa saya.” Memang benar Tuhan dapat member kemenangan tanpa Daud, namun kenyamanan Daud justru dapat menjebaknya.
Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. (2 Samuel 11:1)
Dari rasa nyaman ini akhirnya Daud jatuh dalam dosa perzinahan karena meniduri Batsyeba, yang masih menjadi istri orang. Kenyamanan selanjutnya membuat Daud dengan mudah merancang skenario untuk membunuh Uria, suami Batsyeba. Sebuah kejahatan terjadi karena Daud enggan berperang, padahal jika kita melihat hidup Daud sebelumnya, ia sangat dekat Tuhan dan tak mungkin melakukan kejahatan.
Kenyamanan seringkali membuat kita lupa diri, lupa seharusnya melakukan hal-hal yang kita lakukan, namun kita malah mengandalkan posisi, uang, orang lain dan sebagainya sehingga seperti tidak membutuhkan Tuhan dan hidup semaunya.
Walaupun pada akhirnya Daud mengakui dosa-dosanya dan bertobat, namun Daud Daud tetap menanggung konsekuensi atas perbuatannya sebab anak yang dilahirkan Batsyeba meninggal. Mungkin kisah perzinahan Daud tidak akan terjadi jika saja ia ikut berperang bersama pasukannya, bukan tidur nyaman di Yerusalem.
Tempat nyaman dan keadaan yang sedang baik-baik saja dapat membuat kita lupa pada Tuhan, jadi mari keluar dari tempat nyaman kita agar kita tetap ada dalam poros kehendak Tuhan. Jangan menjadikan berkat Tuhan sebagai berhala sehingga kita lupa kewajiban kita, teruslah bergerak dalam Tuhan meskipun di tempat nyaman.