Ingat 3 Firman Ini Sebelum Membicarakan Orang Lain
Membicarakan orang lain dari sisi positif, misalnya prestasi yang diraih atau mengenai kehebatannya, mungkin dapat memacu semangat kita. Namun, bagaimana jika kita membicarakan orang lain mengenai kebiasaannya, keburukannya dan segala hal negatif mengenai orang lain? Tentu Firman Tuhan tidak mengajarkannya, tetapi faktanya mungkin kita atau sekitar kita menjadi orang-orang yang suka membicarakan hal negatif dari orang lain.
Sebelum kebiasaan ini menimbulkan kerugian besar sebaiknya kita perlu mengingat Firman Tuhan ini agar Tuhan membimbing kita melakukan hal-hal yang berguna, ketimbang membicarakan hal negatif orang lain.
- Tuhan melihat hati
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. (1 Samuel 16:7)
Ingat Firman ini jika kita akan membicarakan hal negatif dari fisik, penampilan atau karya orang lain, bahwa Tuhan melihat hati manusia ketimbang hal-hal yang nampak. Jadi, jangan langsung membicarakan atau mengomentari hal-hal yang seperinya negatif menurut pandangan kita.
- Tidak membangun
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.”Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (1 Korintus 10:23)
Bertanyalah dulu kepada Roh Kudus dan kepada hati Nurani kita, apakah dengan membicarakan hal negatif dari orang lain, maka kita dapat membangun diri sendiri? Tentu jawabannya tidak mungkin, kan? Jadi, buat untuk apa membicarakan hal negatif mengenai orang lain?
- Ampuni saja
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)
Mungkin kita terlibat sebuah transaksi atau suatu hal yang buruk dengan seseorang sehingga kita, merasa dirugikan, dikucilkan, dikecewakan dan sebagainya. Namun, Alkitab mengajar kita untuk sabar terhadap yang lain dan mengampuni, sebab Tuhan juga melakukan hal yang sama pada kita terlebih dahulu sebelum kita melakukannya.