Ini Barometer untuk Mengukur Kedewasaan Rohani Kita
Kedewasan rohani bukan mengenai seberapa banyak Firman Tuhan yang kita dengarkan, namun seberapa banyak Firman Tuhan yang telah kita praktekkan. Orang yang dewasa rohani, imannya akan teruji oleh penderitaan, tekanan dan gesekan hidup, namun tetap dapat bertahan karena semua itu merupakan kesempatan lebih mengenal Tuhan.
Setiap orang memiliki kelemahan dan orang yang memiliki kedewasaan rohani akan mengetahui titik lemah dalam hidupnya. Oleh karena itu, orang yang dewasa rohani akan secara sadar untuk menjauh dari dosa dan akan menghindari hal-hal yang berpotensi akan membuat jatuh dalam dosa. Berikut ini barometer untuk mengukur kedewasaan rohani kita.
- Tidak main-main dengan dosa
Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. (1 Tesalonika 4:1)
Orang yang dewasa rohani tidak akan main-main dengan dosa karena dalam pikirannya sudah terpatri bahwa hidup ini merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga karena keselamatan yang Tuhan beri merupakan harga yang mahal. Jika jatuh dalam dosa pun akan segera minta ampun pada Tuhan dan bertobat sungguh-sungguh.
- Membuat keputusan dengan benar
Dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan atau mengiri. (Yesaya 30:21)
Orang yang dewasa rohani akan membuat keputusan dengan benar karena sebelumnya telah meminta hikmat Tuhan terlebih dahulu. Keputusan yang benar karena didasari oleh roh takut akan Tuhan serta mengerti Firman Tuhan, meskipun itu tidak menguntungkan baginya bahkan mungkin harus mengorbankan haknya.
- Tegas pada diri sendiri
Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; (Kolose 3;10)
Orang yang dewasa rohani akan tegas pada diri sendiri dalam menjalani kebenaran Tuhan. Hatinya tidak mudah diombang-ambingkan oleh angina pengajaran yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, serta tahu harus berbuat apa dalam hidup ini karena memiliki fokus hidup, yaitu Tuhan.