Agar Tetap Gagah Saat Hadapi Gelombang Hidup, Kita Perlu Melihat Ini Pada Tuhan
Sudah merasakan sensasi gelombang hidup di tahun ini? Jika saat ini kita sudah terombang-ambing dengan arus gelombang hidup yang tak menentu, berarti kita membutuhkan pertolongan Tuhan dengan segera, bukan? Namun, kadangkala kita belum mendapatkannya juga padahal sepertinya kita sudah tak berdaya.
Gelombang hidup yang keras pasti akan Tuhan izinkan untuk kita hadapi sebab Tuhan pun ingin mengetahui sejauh mana kedalaman hati kita dalam memercayai Tuhan dan sejauh mana kita dapat bersandar pada Tuhan di saat kita sudah tak dapat lagi berbuat apa-apa dan biasanya, kuasa Tuhan akan kita saksikan di saat-saat itu.
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (Ibrani 12:3)
Penulis kitab Ibrani menasehati kita dalam menghadapi gelombang hidup yang tak menentu yakni dengan kembali mengingat pengorbanan Tuhan Yesus ketika Ia di dunia. Sejak akan dilahirkan sampai hari terakhir-Nya, Tuhan Yesus mengalami banyak kesukaran sebagai manusia. Ia ditolak saat akan dilahirkan, dicari untuk dibunuh dan akhirnya disalib.
Hanya dengan mengingat pengorbanan Tuhan Yesus maka kita akan menjadi kuat, sebab jika kita bandingkan penderitaan hidup kita tentu tak aka nada artinya dengan penderitaan Tuhan Yesus. Sebagai manusia, Tuhan Yesus sama seperti kita, namun Ia tak berdosa dan tak pernah melakukan kesalahan, kegagalan bahkan kejahatan. Sangat berbeda dengan kita yang lemah dan cenderung jatuh dalam dosa jika tanpa pertolongan Tuhan.
…..marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus. (Ibrani 12:1-2)
Satu-satunya cara agar tetap gagah menghadapi gelombang hidup ini adalah selalu memfokuskan mata kita pada Tuhan Yesus agar kita tidak hanyut dalam kerasnya gelombang hidup. Demikian pula jemaat Tuhan mula-mula juga terinspirasi oleh pesan yang menguatkan ini. Kitab Ibrani memang ditulis untuk menyemangati orang-orang Yahudi Kristen yang terancam karena keyakinan mereka kepada Tuhan Yesus. Kitab ini memberikan dorongan rohani yang tegas agar mereka tidak putus harapan, dengan menyerukan, “Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah” (Ibrani 12:12).