Tiru Orang Ini Jika Impian Tahun Depan Ingin Terwujud dan Ingin Diangkat Tuhan
Memasuki tahun yang baru pasti memberi kita banyak perasaan di hati, ada rasa senang, sukacita, lega karena telah mengakhiri tahun dan berbagai rasa negative seperti takut, kuatir serta perasaan lainnya dalam memasuki tahun baru. Semua perasaan tersebut menjadi wajar dan normal karena kita manusia biasa.
Setiap hari dapat menjadi istimewa ketika kita sudah mengawalinya bersama Tuhan, jadi jangan pernah awali tahun ini dengan hal-hal duniawi, mulailah semuanya lagi dari awal bersama Tuhan karena tanpa Tuhan maka kita tak dapat berbuat apa-apa. Yuk, berkaca dari Yusuf anak Yakub, a dreamer man.
Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan. (Kejadian 37:1)
Pada waktu masih kecil, Yusuf masih tinggal bersama ayahnya di negeri penampungan, kita pun demikian. Kita tinggal di dunia ini seperti transit karena hanya sementara saja. Jika kita sudah menyadari hal ini, jangan hidup untuk diri kita sendiri saja, berani memulai sesuatu untuk Tuhan karena kita hadir di dunia ini sebab Tuhan memiliki tujuan sorgawi atas hidup kita.
Mari belajar menemukan tujuan yang lebih tinggi dari sekadar urusan pribadi kita, lakukan semua pekerjaan sehari-hari dalam Tuhan dan adopsi visi Kerajaan Sorga yang lebih tinggi melalui gereja-Nya. Namun, bukan berarti melepaskan pekerjaan dan tanggung jawab kita di dunia ini, karena kita tetap harus mengerjakan tugas kita di dunia ini, tetapi tetap menggenggam tujuan tertinggi kita pada perkara yang kekal.
……..Yusuf ,tatkala berumur tujuh belas tahun–jadi masih muda–biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya…. (Kejadian 37:3)
Yusuf yang masih muda, namun tak menghalangi pemakaian Tuhan atas hidupnya, diawali dari hidup yang biasa saja dan mimpi mengenai berkas-berkas gandum saudara-saudara yang tunduk ke berkas gandumnya, maka semua proses hidupnya dimulai dari hal yang menyakitkan. Tetapi semua menghasilkan perkara yang luar biasa, karena Yusuf memiliki kekuasaan dengan menjadi orang nomer dua di Mesir setelah raja Firaun.
Yusuf dipakai Tuhan bukan karena ayahnya lebih menyayanginya, melainkan karena hatinya terbuka untuk proses Tuhan sehingga setiap impiannya menjadi nyata. Tuhan memberikan perkenanan kepada Yusuf karena ia mau menjalani setiap impian Tuhan yang ada dalam dirinya tanpa respon yang negatif sehingga Tuhan mengangkatnya tinggi.
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. (Kejadian 39:2)