Enggan Bergaul dengan Toxic People? Alkitab Jawab Begini
Dalam pergaualan kita pasti ada saja orang-orang yang menjadi toxic people atau orang yang berperilaku negative, baik secara tingkah laku maupun perkataan. Sebagai anak Tuhan yang sedang belajar untuk dapat terus hidup kudus dan benar, tentu kita merasa sebal bahkan enggan bergaul dengan toxic people, ya?
Tak ada salahnya jika kita enggan bergaul dengan mereka, toh, kita pun harus melindungi diri kita dari pergaulan buruk yang dapat merusak keimanan dan kesalehan hidup kita. Namun, bukan berarti kita tidak menegur atau memberitahu para toxic people, bahwa hidup mereka harus berubah dan membuat orang lain tidak menyukai mereka.
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. (Galatia 6:1)
Kepribadian yang negatif tentu merupakan suatu dosa di hadapan Tuhan sebab Tuhan menginginkan kita memiliki hidup yang kudus dan tak bercela sampai Ia datang, ini berarti kita harus menjaga hidup kita dan menjadi teladan bagi orang lain, dengan menegur atau menasehati para toxic people.
Biasanya, para toxic people tidak menyadari jika tingkah laku atau perkataan mereka kerap menyakitkan orang lain, jadi jika ingin menegur mereka harus dengan roh yang lemah lembut sambil menjaga karakter diri kita agar tak menjadi batu sandungan bagi orang yang kita tegur.
Tuhan mengasihi semua orang di dunia ini dan tak menginginkan seorang pun jatuh dan binasa oleh tipu daya Iblis, oleh sebab itu sebagai orang percaya yang telah dibenarkan Tuhan Yesus, maka kita harus dapat memenangkan mereka dengan kasih dan kebenaran Firman Tuhan.
Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. (Galatia 6:4)
Menegur atau menasehati orang lain agar berubah sama saja melayani Tuhan dan dalam pelayanan seperti ini biasanya Tuhan sekaligus membentuk karakter kita agar kita menjadi tahan uji dalam pembentukan Tuhan melalui pelayanan kita.
Latihlah terus diri kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap hal agar kita tak terjatuh dalam dosa ketika melayani toxic people dan jangan bersandar pada pengertian manusia, sebab apa yang kita tabur, jadi teruslah kuat di dalam Tuhan dalam menjadi perpanjangan tangan Tuhan.
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. (Galatia 6:8)