Tahun Akan Berakhir, Ortu Ketahui Prioritas Hidup Ini Agar Keluarga Makin Kuat
Keprihatinan untuk anak-anak bukan saja disebabkan karena faktor gadget yang sulit dilepaskan, tetapi juga disebabkan oleh para orang tua Kristen yang tidak mengerti prioritas hidup. Banyak orang tua Kristen yang tidak menyadari bahwa mereka menelantarkan anak-anak demi sebuah kata, yakni “melayani Tuhan”.
Padahal, jika kita mengerti makna melayani Tuhan yang sebenarnya, maka pelayanan yang kita lakukan di gereja atau bentuk pelayanan bagi Tuhan lainnya, tidak akan berdampak buruk pada anak-anak, sehingga kita kerap mendengar anak-anak Kristen yang menjadi pecandu narkoba, peminum, perokok dan sebagainya.
Banyak orang tua Kristen yang tidak sempat menyiapkan sarapan anaknya karena harus terburu-buru doa pagi di gereja, ada pula yang kerap tidak bertemu anaknya beberapa hari demi pelayanan di luar kota sehingga anaknya harus “melarikan diri” ke narkoba, om atau tante di luar Yesus.
Melayani Tuhan bukan sebuah kesalahan, yang salah adalah jika orang tua tidak mengerti prioritas hidup yang benar. Jangan membuat kehidupan anak-anak kita menjadi hancur dan terluka hanya karena melayani Tuhan. Anak-anak merupakan cerminan dari hubungan orang tua dengan Tuhan, ketika mereka merasakan kekurangan kasih orang tua, berarti orang tua memiliki kekurangan kasih dari Tuhan.
Tujuan Tuhan membentuk keluarga Kristen adalah untuk menghadirkan sorga di bumi dan hasilnya harus dirasakan dahulu oleh anak-anak, baru dirasakan oleh orang lain. Oleh sebab itu, para pasutri Kristen sebaiknya mengerti prioritas keluarga Kristen ini, yakni:
1. Tuhan
2. Keluarga
3. Pekerjaan
4. Pelayanan
Saat Tuhan Yesus berada di kayu salib, Ia masih mengingat ibu-Nya, hal ini mengajarkan kita betapa harusnya kita mengutamakan keluarga yang kita miliki. Yesus mengutamakan Bapa di sorga, kemudian keluarga-Nya yang di bumi. Saat kita menjalani panggilan pelayanan yang Tuhan percayakan, bukan berarti kita mengabaikan keluarga dan hanya memberi sedikit waktu atau perhatian bagi keluarga dan anak-anak.
Ketika Yesus melihat ibu-Nyadan murid yang dikasihi-Nyadi sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:26-27)
Semakin kita bertumbuh dalam melayani Tuhan, seharusnya kita makin dapat bertanggung jawab akan kodrat diri kita sebagai orang tua, sebagai pemimpin atau sebagai apapun yang Tuhan percayakan. Orang yang dewasa pasti mampu mengatur waktu dan membuat prioritas yang benar sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi anak-anak atau keluarganya.