Ada Masalah Berat dalam Keluarga? Doa Sepakat Bisa Percepat Mujizat Tuhan
Doa merupakan nafas kehidupan rohani kita dan sarana kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan. dalam doa, kita dapat mendengar suara Tuhan, mendapat kekuatan yang baru dan jawaban atas segala yang kita doakan.
Tuhan mendengar doa setiap anak-Nya, Ia juga memperhitungkan iman kita, memperhitungkan kesatuan hati kita dan memperhitungkan segala usaha atau cara yang kita lakukan ketika berdoa. Doa sepakat merupakan salah satu cara berdoa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkanoleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:19-20)
Doa sepakat minimal dilakukan oleh dua, ini merupakan bukti bahwa Tuhan menginginkan kita agar memiliki kesatuan dalam hati dan pikiran dalam Roh untuk memanjatkan doa. Salah bentuk terkecil dari dua orang yang dipersatukan Tuhan adalah suami dan istri, itulah sebabnya betapa pentingnya suami istri bersepakat dalam doa.
Seorang hamba Tuhan pernah menyaksikan di alam roh bahwa ketika dua orang berdoa sepakat bersama akan muncul sinar lurus seperti sinar laser berwarna kuning emas naik langsung sampai ke hadirat takhta Allah Bapa di sorga. Ketika Allah Bapa menjawab doa sepakat itu, dari takhta Allah Bapa turun bulatan-bulatan kecil cahaya (sprinkle) berwarna kuning emas menyelubungi tiang cahaya, turun ke bawah ke orang-orang yang sedang memanjatkan doa sepakat.
Kita semua pasti kisah bagaimana tembok Yerikho runtuh hanya karena doa sepakat sebuah bangsa yang mengitari tembok tersebut berhari-hari. Itulah sebabnya betapa pentingnya kita berdoa sepakat bersama keluarga dalam menghadapi masalah yang berat agar mujizat Tuhan segera terjadi.
Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.” (Yosua 6:5)